Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengeklaim program Jembatan Udara (Jembara) berperan menekan harga komoditas pangan secara signifikan di wilayah Timur Indonesia.
Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub, Syamsu Rizal, mengatakan program angkutan perintis ini disebut berhasil menurunkan harga sejumlah bahan pokok hingga 68,33 persen.
“Sumbernya dari Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik Kementerian Perdagangan, dari program Jembara terjadi penurunan disparitas harga,” ujar Syamsu Rizal dalam agenda Media Background Integrasi Transportasi Sektor Laut dan Udara yang digelar di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (5/8).
Berdasarkan paparan yang ditunjukkan Kemenhub, di Kabupaten Nduga, Papua, misalnya, harga cabai yang semula Rp 200.000 per kilogram (kg) turun menjadi Rp 110.000 atau turun 45 persen. Di Kabupaten Puncak, harga minyak goreng turun 36 persen, dari Rp 50.000 menjadi Rp 32.000 per liter.
Sementara di Kabupaten Yalimo, harga ikan segar tercatat mengalami penurunan tertinggi hingga 68,33 persen, dari Rp 120.000 menjadi Rp 38.000 per kg. Harga tepung terigu juga merosot sebesar 62,86 persen, dari Rp 35.000 menjadi Rp 13.000 per kg.
Di wilayah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, program ini turut berdampak pada harga garam, yang turun dari Rp 40.000 menjadi Rp 14.000 per kg. Adapun harga telur ayam ras mengalami penurunan dari Rp 160.000 menjadi Rp 64.000 per kg.
Di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Harga air mineral yang semula mencapai Rp 320.000 per karton, kini turun menjadi Rp 120.000 per karton atau setara penurunan 62,50 persen.
Syamsu menyebut penurunan harga ini menunjukkan adanya kontribusi dari penyelenggaraan penerbangan perintis dalam mengurangi kesenjangan logistik antarwilayah. “Dari program Jembara terjadi penurunan disparitas harga,” ucap dia.