
Hamas membuka diri atas usulan gencatan senjata yang disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Israel telah menyepakati usulan tersebut.
Trump lewat pernyataan pada Selasa (1/7) mengusulkan penghentian pertempuran di Gaza selama 60 hari. Dia kemudian menekan Hamas menerima gencatan senjata sembari mengancam kondisi di Gaza akan semakin memburuk.
Hamas kemudian merespons akan menerima gencatan senjata dengan syarat permintaan-permintaannya dikabulkan.

“Kami siap dan serius terkait upaya mencapai kesepakatan. Kami siap dengan inisiatif yang jelas membawa pada penghentian perang secara total,” ucap pejabat Hamas Taher al-Nunu seperti dikutip dari Associated Press.
Seorang pejabat Mesir yang namanya dirahasiakan, menyebut pihaknya akan bertemu Hamas dan Qatar pada pekan ini. Mereka akan membahas usulan gencatan.
Selain AS, Qatar dan Mesir adalah mediator gencatan senjata perang Gaza yang sudah berlangsung selama nyaris dua tahun.
Adapun gencatan senjata senjata di Gaza terakhir berlangsung pada awal 2025. Setelah perundingan, gencatan senjata menemui jalan buntu.
Hamas lewat keterangan singkat pada Rabu (3/7) memastikan mereka akan melepaskan 50 sisa sandera. Tetapi, Hamas menuntut agar seluruh tentara Israel ditarik dari Gaza.
Israel merespons dengan menyebut setuju perang berakhir asalkan Hamas menyerah total dan memberikan senjatanya. Sampai sekarang persyaratan Israel itu masih ditolak Hamas.