REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Pemkab Bandung Barat belum memiliki Early Warning System (EWS) atau peringatan dini kegempaan ditengah bayang-bayang ancaman Sesar Lembang. Patahan Sesar Lembang itu membentang sepanjang 29 kilometer dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung ke Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Sampai saat ini KBB belum ada, tapi memang kita selalu mengingatkan sosialisasi, ke anak anak sekolah, jalur jalur ke luar ruangan, tiap tahun kita sosialisasi," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) KBB, Ade Zakir, Senin (18/8/2025).
Seperti diketahui, gempa yang diduga berasal dari Sesar Lembang dengan magnitudo 1,8 mengguncang pada pada Kamis, 14 Agustus 2025. Laporan bahwa gempa dirasakan di beberapa tempat, yakni Desa Pasirlangu, Tugumukti, dan Pasirhalang yang semuanya ada di wilayah Kecamatan Cisarua.
Sementara berdasarkan sejarahnya, aktivitas gempa Sesar Lembang sempat menimbulkan kerusakan di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB pada tahun 2011 lalu dengan gempa bermagnitudo 3,3.
Ade Zakir mengatakan, pihaknya beberapa hari lalu sudah melakukan pembahasan dengan Pemprov Jawa Barat terkait potensi bencana gempa Sesar Lembang. "Jadi minggu kemarin, ada rapat di Pemprov Jabar kaitan dengan Sesar Lembang. Jadi soal itu (pendataan warga) memang kaitannya dengan penyusunan peta tematik dampak gempa," kata Ade.
Mengacu pada data yang dikumpulkan petugas itu, kata dia, nantinya bisa disusun manajemen kebencanaan, pra-kebencanaan, hingga pasca-kebencanaan sebagai langkah mitigasi potensi Sesar Lembang.
"Jadi sebenarnya bagian dari mitigasi bencana Sesar Lembang ini, bukan cuma daerah tapi juga provinsi sudah mengambil inisiatif," kata Ade Zakir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, kata AdeZakir, sudah menyusun rencana kontijensi yang juga menitikberatkan pada langkah mitigasi Sesar Lembang. Di dalam dokumen itu, sudah diskenariokan kemana dan bagaimana evakuasi warga ketika Sesar Lembang terjadi.
"Tentu ada penyesuaian untuk dokumen renkon karena gempa ini, ketika bicara Sesar Lembang, dampaknya tidak hanya di KBB, tapi meliputi Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung atau yang disebut Cekungan Bandung," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD KBB, Meidi mengatakan titik nol Sesar Lembang sendiri setelah dikaji berada di kawasan Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, hingga Padalarang dengan panjang 29,5 kilometer. "Atas dasar data yang ada, itu (Sesar Lembang) tetap bergerak ke kiri dan ke kanan serta ke dalam. Dari data itu juga, Sesar Lembang bisa terjadi kapan saja," kata Meidi.
Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat untuk waspada namun bukan berarti terlalu ketakutan. Masyarakat mesti memahami potensi bencana agar bisa menindaklanjuti dengan mitigasi. "Masyarakat boleh takut, tapi mohon dengan sangat, jangan ketakutan. Kita bekerjasama meminimalisir dampak kegempaan yang ditimbulkan," imbuh Meidi.