REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam kedermawanan dan kesabaran. Meskipun sering menghadapi hinaan dan perlakuan buruk dari orang-orang yang menolak dakwahnya, Rasulullah tetap berderma dan memperlakukan mereka dengan baik.
Salah satu kisah terkenal adalah peristiwa yang melibatkan seorang nenek non-Muslim yang sering membuang sampah dan kotoran di jalan yang dilalui Rasulullah. Ketika wanita itu jatuh sakit, Rasulullah justru menjenguknya dan menunjukkan kasih sayang.
Kisah ini menggambarkan akhlak mulia Rasulullah SAW kepada seorang nenek Yahudi. Setiap hari, nenek itu menghinakan dan melemparkan kotoran kepada beliau ketika melewati rumahnya.
Namun, Rasulullah tidak marah begitu tahu siapa yang melemparnya. Malah beliau mengangguk sambil tersenyum.
Melihat itu, nenek Yahudi ini malah melotot kepada Rasulullah. “Enyah, kau!” katanya kepada Nabi SAW.
Keesokan harinya, Rasulullah kembali melewati rumah sang nenek. Ia pun sudah bersiap-siap melemparkan kotoran kepada beliau, bahkan kali ini menambah dengan ludahan.
Lagi-lagi, Rasulullah hanya tersenyum dan membersihkan pakaiannya. Sikap ini justru membuat nenek itu semakin marah karena beliau tidak terpengaruh.
Begitulah yang terjadi selama beberapa hari. Setiap kali Rasulullah lewat, ia menerima lemparan sampah dan debu, namun beliau tetap tidak membalasnya.
Suatu hari, nenek itu sakit sehingga tidak bisa melakukan kebiasaannya. Rasulullah SAW malah mendatanginya untuk menanyakan kabar dan menawarkan bantuan.
Sang nenek terkejut melihat kebaikan orang yang selama ini ia hina. Sikap penuh kasih itu membuatnya tersentuh dan merenungkan perilaku Rasulullah.
Akhirnya, karena terkesan dengan kelembutan dan kasih sayang Rasulullah, nenek tersebut memutuskan memeluk Islam. Ia pun menjadi salah seorang muslimah Yahudi yang taat di masa Rasulullah.
Kisah ini mengajarkan betapa pentingnya kesabaran dan memaafkan orang lain. Bahkan ketika menghadapi perlakuan buruk, membalas dengan kebaikan mampu membuka pintu hidayah.