
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Kamis (19/6/2025). Acara yang terbuka untuk umum ini digelar di halaman DPRD DIY dengan menampilkan lakon Semar Mbangun Khayangan, didalangi oleh Ki Geter Pramuji Widodo.
Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Eko Suwanto, menyatakan bahwa pertunjukan ini menjadi bagian dari upaya menggelorakan nilai-nilai Pancasila, sejalan dengan Perda DIY Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.
“Gelaran wayang kulit ini bagian dari upaya kita menggelorakan Pancasila. DIY sudah memiliki Perda 1/2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Ada metode formal dan informal yang bisa dijalankan sesuai perda ini. Wayang kulit merupakan salah satu jalan kebudayaan untuk kembangkan Sinau Pancasila,” kata Eko Suwanto.
Ia menambahkan, lakon Semar Mbangun Khayangan bisa direfleksikan sebagai bagian dari pembelajaran sejarah dan Pancasila melalui pendekatan budaya. “Intinya kita ingin sampaikan ke depan, tidak ingin pelanggaran etik terulang kembali. Ngakali konstitusi seperti yang terjadi beberapa waktu lalu dalam politik kebangsaan Indonesia,” ujarnya.

Eko Suwanto juga menyebut, peringatan Bulan Bung Karno mencakup tiga peristiwa penting: Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni, Hari Lahir Bung Karno pada 6 Juni, dan wafatnya Bung Karno pada 21 Juni. Ia juga menyinggung tokoh-tokoh nasional asal Yogyakarta seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paduka Pakualam VIII, Ki Bagus Hadikusumo, Ki Hadjar Dewantara, dan lainnya.
Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY dari PKB, Hifni Muhammad Nasikh, turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. “Hadirnya seni tradisi wayang kulit relevan dalam upaya nguri-uri kebudayaan. Ada suri tauladan dan ilmu yang menarik dengan drama khas wayang. Ada bahan pembelajaran. Songsong kehidupan masa depan,” ujar Hifni.
Sementara itu, anggota Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Bantul Barat, D Radjut Sukasworo, menyebutkan bahwa peringatan Bulan Bung Karno menjadi momen untuk menegaskan pentingnya nilai budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Di Bulan Bung Karno ada lima hal yang penting: pertama langkah mengenang hormati gagasan dasar negara Pancasila yang digagas Bung Karno; kedua pentingnya hikmati dan tumbuhkan nasionalisme dan patriotisme; ketiga proses internalisasi Pancasila dalam berbangsa dan bernegara; keempat hadirkan inspirasi generasi muda memahami sejarah Bung Karno; serta kelima menguatkan generasi muda melalui wayang bangkitkan semangat kaum muda, perhatian seni pedalangan,” ujar Radjut.