REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Kabupaten Indramayu menjadi wilayah di Jabar dengan persentase tertinggi penduduk yang tidak punya ijazah. Pemkab Indramayu pun meluncurkan program yang memungkinkan orang dewasa bisa kembali belajar dan mendapat ijazah.
Banyaknya warga yang tidak memiliki ijazah itu terungkap dari data Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang tidak Memiliki Ijazah berdasarkan Kabupaten/Kota di Jabar Tahun 2024. Data itu dirilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jabar, belum lama ini.
Data itu mengungkapkan, Kabupaten Indramayu menjadi wilayah dengan persentase tertinggi penduduk di Jabar yang tidak punya ijazah. Yakni, sebesar 22,25 persen. Disusul Kabupaten Cirebon sebanyak 15,75 persen dan Kabupaten Subang 15,33 persen.
Bupati Indramayu, Lucky Hakim mengatakan, keprihatinannya terhadap kondisi pendidikan di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan data, rata-rata lama sekolah masyarakat Indramayu saat ini baru mencapai 6,95 tahun.
Artinya, masih banyak warga yang belum menuntaskan pendidikan dasar, bahkan tidak sedikit yang belum memiliki ijazah. Situasi itu banyak ditemukan pada kelompok usia 25 tahun keatas, yang sempat terputus dari pendidikan akibat berbagai faktor seperti ekonomi, akses, atau kondisi sosial.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Pemkab Indramayu pun meluncurkan program ‘Indramayu Belajar’ melalui ‘Reang Belajar’. Yakni, sebuah gerakan pembentukan kelompok belajar di setiap desa.
Melalui program itu, setiap desa ditargetkan memiliki satu kelompok belajar yang terdiri dari 100 warga belajar. Kegiatan itu melibatkan berbagai elemen seperti pemerintah desa, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), tokoh pemuda, dan masyarakat umum.
“Siapa bilang belajar hanya untuk anak muda? Di ‘Indramayu Belajar’, tak ada kata terlambat. Semua warga punya hak untuk kembali duduk di bangku sekolah. Program ini bukan hanya soal angka, tapi tentang keadilan sosial, tentang membuka peluang baru, dan tentu saja tentang masa depan,” ujar Lucky, saat meluncurkan program ‘Indramayu Belajar’, bersamaan dengan Festival PAUD dan pameran hasil karya warga belajar PKBM, di halaman Dikbud setempat, Rabu (6/8/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Indramayu, Caridin mengatakan, program itu menargetkan peningkatan rata-rata lama sekolah menjadi 7,5 tahun. Hal tersebut sebagai pijakan menuju capaian pendidikan 12 tahun secara menyeluruh pada masa depan. “Indramayu Belajar menjadi simbol nyata bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat. Bahwa pendidikan bukan monopoli generasi muda saja, melainkan hak setiap insan,” katanya.