Berusia 103 Tahun, Inilah Kisah Kakek Amad Veteran Tertua di Jawa Timur

1 hour ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Veteran perang tahun 1945, Kakek Amad. Foto: Masruroh/Basra

Usianya sudah menginjak 103 tahun, namun langkahnya masih tegak. Meski agak melambat ketika melangkah, namun langkahnya tetap tegak tanpa bantuan tongkat. Ia adalah kakek Amad, sosok veteran saksi sejarah perobekan bendera di hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) Surabaya, pada tahun 1945 silam.

Selain langkah kaki yang masih tegak, daya ingat kakek Amad juga masih tajam tentang pertempuran di zaman penjajahan. Ia mampu bercerita secara detail tentang kisah hidupnya di medan perang. Hanya jika diajak bicara, sesekali kakek Amad menyerongkan telapak tangannya di samping telinga. Tanda untuk meminta lawan bicara agar sedikit mengencangkan suaranya. Ya, pendengaran kakek Amad memang mulai terganggu karena faktor usia.

"Nama saya sebenarnya Ahmad, tapi orang Jepang susah ngomong 'H' jadi saya lebih sering dipanggil Amad," tuturnya kepada Basra, belum lama ini.

Kakek Amad mengisahkan, jika dirinya merupakan putra asli Surabaya. Ia lahir tahun 1922. Ia adalah satu-satunya veteran di Jawa Timur yang terlibat perang tahun 1945 yang hingga kini masih hidup.

Saat terjadi gerakan arek-arek Suroboyo melawan Belanda di Surabaya hingga perobekan bendera Belanda, ia yang kala itu masih cukup muda mendapat tugas penting. Yakni untuk menyiapkan tangga.

"Dengan tangga itu, arek-arek Suroboyo bisa naik ke puncak hotel Yamato dan merobek bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda menjadi sang saka Merah Putih," terangnya.

Selain pernah menjadi pasukan perang bersama Bung Tomo, kakek Amad juga merupakan mantan pasukan Heiho yang merupakan organisasi militer dan semi-militer yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang di Indonesia selama masa penjajahan. Arti nama Heiho adalah tentara pembantu.

Selama menjadi Heiho, ia tak lantas menurut kepada Jepang. Kakek Amad justru yang menginisiasi mengambil senjata peninggalan Jepang di Sekolah Don Bosco yang terletak di Jalan Tidar, Surabaya.

Hingga kini kakek Amad masih menyimpan 'tanda mata' peperangan di zaman penjajahan. Sebuah peluru masih bersarang di paha kirinya.

"Masih ada pelurunya sampai sekarang, kata dokter kalau pelurunya diambil nyawa saya bisa terancam atau kalau saya masih hidup bisa cacat tidak bisa jalan lagi," tutur kakek Amad seraya menunjukkan letak di mana peluru itu bersarang.

Di momen Kemerdekaan Republik Indonesia ini kakek Amad pun mempunyai pesan khusus kepada generasi muda.

"Hendaknya terus berjuang mengisi kemerdekaan dengan cara berpegang teguh kepada aturan pemerintah serta menghormati orang tua dan orang yang lebih dewasa," pesannya.

Read Entire Article