Seorang pengunjuk rasa memegang poster Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Iran, Jumat, 20 Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Ahad (25/8/2025) mengatakan bahwa perselisihan antara Teheran dan Washington "tidak dapat dipecahkan" sambil bersumpah bahwa Iran "tidak akan tunduk" kepada Amerika Serikat (AS).
"Para musuh telah gagal melemahkan Iran lewat perang," kata Khamenei dalam pernyataannya kepada media, dikutip Anadolu.
Khamenei mengatakan, ada upaya untuk menciptakan perpecahan di dalam negara Iran, tanpa menyebut secara spesifik pihak di belakang upaya itu. Merespons seruan Presiden AS Donald Trump agar Iran menyerah, Khamenei mengatakan, bahwa rakyat Iran "sangat tersinggung denga sebuah hinaan seperti itu dan akan berdiri teguh bersama semua kekuatan melawan mereka yang melabuhkan harapan palsu."
Merespons pertanyaan soal penolakan Teheran terhadap negosiasi nuklir secara langsung, Khamenei menyebut perselisihan "tidak bisa terpecahkan", dan menyebut mereka yang mendukung proses negosiasi langsung dengan AS sebagai "berpikiran dangkal". Dia menyinggung alasan perselisihan panjang dengan AS akibat dari "tabiat agresif" Washington.
Khamenei menegaskan, "persatuan nasional" di dalam Iran telah menguat dan semakin dalam sebagai respons atas agresi AS dan Israel dan menekenkan perlunya mempertahankan kesatuan itu.
Ketegangan meningkat ketika Israel melancakan serangan kejutan pada Juni lalu menargetkan fasilitasn militer, fasilitas nuklir, infrastruktur sipil. Israel juga membunuh para jenderal militer dan ilmuwan nuklir Iran lewat serangan itu.
Iran membalas serangan Israel dengan luncuran rudal dan drone, sementara, AS kemudian ikut terlibat dalam konflik dengan mengebom fasilitas nuklir Iran. Perang 12 hari berakhir pada 24 Juni lewat gencatan senjata.