Aset Unit Usaha Syariah (UUS) OCBC pada 2024 tumbuh 20 persen menjadi Rp11 triliun. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aset Unit Usaha Syariah (UUS) OCBC pada 2024 tumbuh 20 persen menjadi Rp11 triliun. Laba bersih meningkat menjadi Rp82,2 miliar. Pertumbuhan ini diiringi kontribusi sosial melalui penyaluran wakaf untuk pembangunan infrastruktur pendidikan, penyediaan sarana air bersih, hingga fasilitas publik lain yang memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Kepala UUS OCBC Mahendra Koesumawardhana mengatakan, wakaf menjadi sarana untuk mengembangkan aset sekaligus memberi manfaat berkelanjutan. “Kami percaya bahwa ikhtiar untuk bertumbuh secara finansial dapat berjalan berdampingan dengan kontribusi sosial dan spiritual. Wakaf itu sendiri merupakah sebuah bentuk shodaqoh jariyah, yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah kita tiada,” ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, wakaf yang terintegrasi dengan layanan keuangan memungkinkan partisipasi tanpa memerlukan tambahan biaya. Hal ini memudahkan masyarakat yang ingin berwakaf, sekaligus memperluas cakupan penerima manfaat. “Dengan cara ini, wakaf tidak hanya menjadi ibadah yang berpahala, tetapi juga menciptakan dampak positif yang dapat dirasakan secara luas dan berkelanjutan,” kata Mahendra.
Secara keseluruhan, OCBC mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7 persen pada semester I 2025 dibandingkan periode sama tahun lalu. Total aset bank mencapai Rp277 triliun atau naik 15 persen. Kredit yang diberikan tumbuh 11 persen menjadi Rp175 triliun, sementara dana pihak ketiga (DPK) meningkat 16 persen menjadi Rp219 triliun.
Menurut Mahendra, pengelolaan wakaf yang profesional akan membuka peluang pemanfaatan di sektor produktif. Dengan demikian, dana wakaf tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan ibadah, tetapi juga untuk pembangunan sosial yang memberi efek jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.