Sebanyak 977 aparat kepolisian diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang digelar oleh sejumlah serikat buruh di depan kantor Gubernur Jawa Tengah dan Balaikota Semarang hari ini, Kamis (28/9) yang dimulai pukul 12.30 WIB.
Dua kelompok massa buruh yang turun ke jalan, yakni Federasi Serikat Pekerja Perjuangan (FSPP) dan Aliansi Buruh Jawa Tengah. Diperkirakan akan ada 700 buruh yang turun ke jalan.
Kasihumas Polrestabes Semarang, Kompol Agung Setyo mengatakan, 977 personel itu meliputi 642 personel Polrestabes Semarang, 220 personel Satbrimob Polda Jateng, 115 personel Ditsamapta Polda Jateng.
"Mengantisipasi potensi kerawanan juga didukung sejumlah unit taktis seperti kendaraan water cannon (AWC), Raisa, RCU, SEC Barrier, hingga mobil pemadam kebakaran," ujar Agung, Kamis (28/8).
Ia menjelaskan, pengamanan dilakukan dengan mengedepankan pendekatan humanis. Namun, jika terjadi kerusuhan maka sistem pengamanan akan diperketat.
"Kami menyiapkan langkah-langkah bertingkat, mulai dari cara bertindak pasif, aktif, hingga antisipasi jika terjadi tindakan anarkis," jelas dia.
Selain itu, kepolisian juga akan mengambil tindakan tegas jika demonstran yang melanggar aturan dan Undang-undang.
"Kami tetap mengedepankan dialog dan pendekatan persuasif. Namun, jika massa melakukan pelanggaran hukum, langkah tegas dan terukur akan diambil demi menjaga ketertiban umum," tegas dia.
Ia berharap kegiatan unjuk rasa ini dapat berjalan damai, aspirasi buruh tersampaikan dengan baik tanpa mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Semarang.
"Prinsipnya, kepolisian hadir untuk mengawal dan mengamankan jalannya penyampaian aspirasi masyarakat agar berlangsung tertib, aman, dan kondusif," kata Agung.