Meskipun prinsip “semua perempuan cantik" terus dikampanyekan sampai sekarang, tapi tak dapat dimungkiri bahwa standar kecantikan masih memengaruhi persepsi banyak orang. Standar kecantikan dibentuk oleh masyarakat dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Misalnya, salah satu standar kecantikan di Indonesia adalah perempuan harus berkulit cerah atau putih. Padahal, Indonesia adalah negara tropis. Dikutip dari laman Human Origins, orang-orang yang tinggal di daerah tropis umumnya akan memiliki warna kulit cenderung lebih gelap.
Standar kecantikan memang kerap tidak masuk akal, tak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Yuk, simak beberapa standar kecantikan teraneh di dunia berikut ini.
Standar kecantikan di berbagai negara berbeda-beda, karena biasanya berkaitan dengan budaya masing-masing. Berikut beberapa di antaranya dikutip dari laman Bright Side dan The SHS Courier:
1. Alis Menyatu - Tajikistan
Bagi perempuan di Tajikistan, rambut alis yang tebal dan menyatu secara alami adalah tanda kecantikan. Untuk memenuhi standar kecantikan ini, biasanya perempuan di negara dengan julukan Atap Dunia itu akan menggunakan ramuan dari daun usma.
Para orang tua juga kerap menggunakan ramuan tersebut untuk anaknya yang dinilai beralis tipis dan terpisah. Jika alisnya masih juga tidak menyatu, maka pensil alis akan digunakan untuk menggambar “jembatan” di antara dua alis.
2. Leher Panjang - Thailand
Leher panjang adalah standar kecantikan sekaligus simbol perempuan dalam suku Kayan, Thailand. Leher panjang didapatkan dengan mengenakan kalung kuningan sejak perempuan berusia 5 tahun.
Bisa dibilang, ini adalah tradisi yang akhirnya menjadi standar bagi seluruh perempuan suku Kayan. Sejarah tradisi ini memiliki banyak versi cerita. Ada yang percaya bahwa pada awalnya tradisi ini untuk melindungi perempuan dari perbudakan.
Namun, ada pula yang mengatakan bahwa leher panjang itu menyerupai naga, tokoh penting dalam cerita rakyat setempat.
3. Rambut Kepang - Namibia
Standar kecantikan perempuan suku Himba di Namibia berkaitan dengan gaya rambut. Mereka mengepang rambut yang dioles otjize, campuran antara tanah merah dan bahan lainnya.
Biasanya, kepangan rambut itu dilengkapi bahan tambahan seperti potongan jerami, bulu kambing, dan ekstensi rambut buatan. Kepangan yang tebal dan berkilau menjadi indikator kesuburan, dan para pria suku tersebut menganggapnya sangat menarik.
Gingsul sebenarnya termasuk masalah gigi karena tumbuh di tempat yang tak seharusnya. Tapi orang-orang Jepang memandang perempuan bergingsul sangat menggemaskan dan tampak muda.