
Guru sebagai tenaga pengajar dapat memfasilitasi peserta didik untuk menyadari perilakunya yang salah. Contoh guru memfasilitasi peserta didik menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku melanggarnya adalah melakukan dialog terbuka.
Selain melakukan dialog terbuka, guru juga dapat melakukan beragam langkah yang dapat mempermudah peserta didik memahami konsep aturan serta konsekuensi terhadap pelanggaran. Setiap langkah tersebut membutuhkan ketelatenan dan kesabaran.
Ini 3 Contoh Guru Memfasilitasi Peserta Didik Menyadari Konsekuensi dan Memperbaiki Perilaku Melanggarnya

Guru merupakan profesi yang memiliki tugas sebagai pengajar. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga mengemban amanah untuk mendidik peserta didik menjadi pribadi yang berakhlak baik.
Dikutip dari buku Sikap dan Kinerja Guru Profesional, Octavia (2019: 26), Peters menyebutkan tugas dan tanggung jawab guru, yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai administrator.
Ketika peserta didik melakukan tindakan yang melanggar aturan, guru dapat membimbingnya agar menyadari konsekuensi. Berikut ini adalah tiga contoh guru memfasilitasi peserta didik menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku melanggarnya.
1. Melakukan Dialog Terbuka
Dikutip dari buku Kepemimpinan Empatik: Seni Mengelola Talenta dengan Hati, Hidayat (2024: 56), dialog terbuka adalah salah satu pendekatan utama yang digunakan pemimpin empatik untuk mengurangi ketegangan dalam tim atau organisasi.
Guru dapat melakukan dialog terbuka dengan peserta didik yang memiliki perilaku melanggar untuk membuatnya lebih terbuka. Kegiatan tersebut dapat membantu guru mengetahui alasan peserta didik dan membantu peserta didik memahami letak kesalahannya.
2. Memperkenalkan Konsekuensi Pelanggaran
Beberapa orang memahami bahwa pelanggaran akan mendapatkan sanksi. Namun, tidak semua peserta didik takut terhadap sanksi akibat melakukan perbuatan melanggar. Hal itu dapat terjadi karena penjelasan konsekuensi pelanggaran yang bias.
Salah satu contoh adalah terlambat masuk sekolah akan mendapatkan hukuman membersihkan perpustakaan. Beberapa siswa bisa saja menganggapnya sanksi sederhana sehingga tidak masalah bila terlambat masuk sekolah dan membersihkan perpustakaan.
Guru sebagai pembimbing dapat menjelaskan secara lebih lanjut dari konsekuensi pelanggaran. Contohnya, menjelaskan bahwa terlambat masuk sekolah membuat diri menjadi ketinggalan beberapa menit pembelajaran.
Jika hal itu terus-menerus terjadi, siswa dapat merugi sebab tidak mendapatkan pengetahuan selengkap siswa yang datang tepat waktu. Penjelasan konsekuensi secara konkret penting agar siswa tidak sekedar mengenal sanksi, melainkan dampak negatif pelanggaran.
3. Meminta Siswa Membuat Refleksi
Guru juga dapat membuat siswa sebagai peserta didik menyadari perilaku melanggarnya dengan membuat refleksi. Refleksi tersebut dapat berupa meminta siswa membuat esai tentang dampak melanggar bagi masa depannya.
Baca juga: Harapan Guru untuk Peserta Didik dalam Mengikuti Proses Pembelajaran
Tiga poin di atas adalah contoh guru memfasilitasi peserta didik menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku melanggarnya. Proses tersebut membutuhkan kesabaran dan ketelatenan sehingga wajar bila guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. (AA)