Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) akan membangun dua kampus baru di luar kampus utama, masing-masing di Blora, Jawa Tengah dan Pekanbaru, Riau, mulai tahun depan. Seluruh pembangunan dilakukan di atas lahan hibah.
Rektor UNY, Sumaryanto, menjelaskan bahwa pembangunan kampus di Pekanbaru berawal dari dukungan alumni yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Pekanbaru. Alumni tersebut menghibahkan lahan pribadi seluas satu hektare untuk UNY.
“Tahun depan termasuk di Pekanbaru. Ada alumni DPR Pekanbaru menghibahkan tanahnya pribadi satu hektar, satu lapangan sepak bola. Tahun depan kita invest di sana,” kata Sumaryanto, di kantornya, Rabu (6/8).
Pihaknya masih mempertimbangkan opsi awal pembangunan, apakah menggunakan sistem sewa atau langsung membangun. Jika kampus sudah beroperasi, alumni UNY di Pekanbaru diharapkan bisa berkontribusi sebagai tenaga pendidik maupun pengelola.
“Apakah nyewa dulu, bangun dulu. Alumni-alumni UNY di sana bisa kerja di sana,” ujarnya.
Sementara itu, kampus baru di Blora akan dibangun di wilayah Kabupaten Blora setelah sebelumnya ada opsi untuk membangun di wilayah Cepu. Hal itu untuk mengantisipasi kesenjangan yang makin lebar antara Cepu dengan wilayah lain di Kabupaten Blora.
”Karena Cepu kan sudah jauh lebih maju dibandingkan wilayah Blora yang lain,” ujar Sumaryanto.
Selain itu, Kabupaten Blora juga lebih mudah untuk diakses dari kabupaten lain seperti Pati, Rembang, dan Purwodadi.
“Tapi kalau di Cepu, yang dari Grobogan, Purwodadi, Blora sendiri itu harus ke selatan ke timur. Dan kami tidak enak dengan UNESA yang buka di Magetan. Kalau di Cepu kan UNESA juga saudara kandung kami, makanya kami memilih di Blora itu karena di tengah,” kata Sumaryanto.
Adapun lahan yang digunakan merupakan hibah Pemerintah Kabupaten Blora seluas 8,5 hektare.
Kampus Blora ini diproyeksikan memiliki fokus pada pendidikan di bidang olahraga, sekaligus mendukung peran Blora sebagai tuan rumah PORDA Jawa Tengah dalam beberapa tahun mendatang.
UNY telah menyiapkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan blueprint untuk satu gedung lima lantai senilai Rp30–40 miliar.
“Kalau tahun ini peletakan batu pertama, ya rasa-rasanya hanya peletakan batu pertama. Tapi pembangunannya mungkin tahun depan,” ujarnya.