REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Regulator internet Australia mengecam perusahaan media sosial terbesar dunia, khususnya YouTube dan Apple, karena dinilai lalai menangani konten pelecehan seksual anak di platform mereka. Dalam sebuah laporan, eSafety mengungkapkan bahwa kedua perusahaan ini gagal memberikan informasi yang jelas terkait penanganan laporan konten tersebut.
Komisioner eSafety, Julie Inman Grant, menyatakan YouTube dan Apple tidak dapat memberikan data terkait jumlah laporan yang diterima mengenai konten pelecehan seksual anak atau seberapa cepat mereka merespons laporan tersebut. "Perusahaan-perusahaan ini tidak memprioritaskan perlindungan anak dan tampaknya menutup mata terhadap kejahatan yang terjadi di layanan mereka. Tidak ada industri lain yang akan diizinkan beroperasi jika membiarkan kejahatan seberat ini terjadi di tempat mereka," kata Inman Grant seperti dilansir dari Reuters, Rabu (6/8/2025).
Pemerintah Australia pekan lalu memutuskan untuk memasukkan YouTube ke dalam larangan penggunaan media sosial bagi remaja, setelah sebelumnya berencana mengecualikannya. Keputusan tersebut diambil berdasarkan rekomendasi dari Komisioner eSafety.
Google, induk perusahaan YouTube, sebelumnya menyatakan pihaknya berkomitmen untuk menghapus konten pelecehan anak dengan menggunakan berbagai teknologi, termasuk kecerdasan buatan dan hash-matching. Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan Threads, juga mengonfirmasi bahwa melarang penyebaran video grafis yang berisi pelecehan anak.
Namun, laporan dari Komisioner eSafety menyoroti sejumlah kelemahan besar di berbagai platform, termasuk kegagalan dalam mendeteksi siaran langsung (livestream) berisi pelecehan anak, tidak terblokirnya tautan menuju materi yang telah diketahui berisi pelecehan seksual anak, serta mekanisme pelaporan yang masih belum memadai.
Platform-platform besar lainnya seperti Microsoft, Discord, Skype, dan WhatsApp juga diminta untuk melaporkan langkah-langkah yang telah diambil dalam menangani eksploitasi dan pelecehan seksual anak di Australia. Akan tetapi, meski ada peringatan sebelumnya, beberapa perusahaan, termasuk Apple dan YouTube, tampaknya belum menunjukkan perbaikan berarti pada sistem pengawasan mereka.
"Inilah kenyataan yang harus kita hadapi: beberapa perusahaan besar bahkan belum memperbaiki sistem mereka meski sudah diberi peringatan. Apple dan YouTube tidak memberikan jawaban yang jelas tentang upaya mereka," kata Inman Grant.