Samah Matar menggendong putranya, Yousef, 6 tahun, yang menderita malnutrisi dan cerebral palsy, di sebuah sekolah yang dikelola PBB di Kota Gaza, Sabtu (26/7/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Menteri Keuangan Norwegia mengatakan di tengah memburuknya perkembangan di Palestina, ia akan meminta peninjauan ulang atas investasi dana kekayaan negaranya di perusahaan-perusahaan Israel.
“Menyikapi kasus ini (Gaza) dan memburuknya situasi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, hari ini saya akan meminta Norges Bank (Bank Sentral Norwegia) dan Dewan Etik untuk melakukan peninjauan ulang atas investasi dana tersebut di perusahaan-perusahaan Israel dan upaya bank dalam pengelolaan yang bertanggung jawab,” kata Jens Stoltenberg, dikutip dari laman TRT Global, Selasa (5/8/2025).
Menurut berita NRK, ia menekankan tujuan peninjauan ini adalah untuk memastikan Dana Pensiun Pemerintah Norwegia Global, yang sering disebut sebagai Dana Minyak, tidak memiliki hubungan finansial dengan perusahaan-perusahaan yang mungkin terlibat dalam pelanggaran hukum internasional.
Di tempat lain, Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mengungkapkan rata-rata sekitar 28 anak wafat setiap hari di Gaza, Palestina. Mereka wafat dibunuh Israel secara terus-menerus, Israel juga melakukan blokade terhadap bantuan kemanusiaan.
"Kematian akibat pengeboman, kematian akibat malnutrisi dan kelaparan. Kematian akibat kurangnya bantuan dan layanan vital," tulis UNICEF dalam sebuah unggahan di X pada Senin, (4/8/2025).
"Di Gaza, rata-rata 28 anak per hari (wafat), sebanyak (anak-anak di) ruang kelas wafat," kata UNICEF.