Pada musim hujan banyak wilayah yang mengalami banjir dan juga sebaliknya, pada musim kemarau banyak wilayah yang mengalami kekurangan air. Jika situasi ini tidak segera diatasi, maka akan banyak wilayah mengalami krisis air berkepanjangan. Perlu langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya melalui Desa Menabung Air.
Gerakan Menabung Air di desa kini mulai diwujudkan di Desa Ngunut, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
"Desa menabung air bertujuan mendorong konservasi air, pengelolaan sampah organik, dan penguatan kapasitas masyarakat menuju desa yang tangguh terhadap perubahan iklim," ujar Ketua Menabung Air Foundation Yulia Ayu Srikanthi, dalam keterangannya, Sabtu (16/8).
Yulia menjelaskan, Desa Menabung Air memiliki tiga fokus utama. Pertama,
edukasi untuk meningkatkan kesadaran warga tentang konservasi air dan pengelolaan sampah organik.
Kedua, implementasi pembangunan 1.000 lubang resapan biopori (LRB) dan 5 sumur resapan sebagai langkah konkret mengurangi genangan air, menjaga kelembaban tanah, dan memproses sampah organik menjadi kompos.
Ketiga, pembentukan kader desa untuk menciptakan kader lingkungan yang terlatih untuk memastikan keberlanjutan program jangka panjang.
“Harapan kami, Desa Ngunut menjadi percontohan Desa Berketahanan Iklim di Ponorogo," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Maesa Group Bobby Wibowo, menegaskan bahwa dukungan terhadap Desa Menabung Air adalah bagian dari komitmen pihaknya yang fokus pada keberlanjutan sumber daya air.
"Kami ingin kontribusi ini membawa dampak nyata bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat. Air adalah aset masa depan yang harus kita jaga bersama,” tukasnya.