REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp6,3 triliun untuk kelanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat ragu ketika ditanya mengenai nilai anggaran IKN. Namun setelah mendapat konfirmasi dari stafnya, ia menyebutkan alokasi anggaran tersebut.
“Rp6,3 triliun untuk IKN. Kalau tidak salah ya. Nanti kalau salah saya koreksi lagi,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Merujuk Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun Anggaran 2026, anggaran untuk Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) tercatat sebesar Rp6,26 triliun. Rinciannya, Program Pengembangan Kawasan Strategis sebesar Rp5,71 triliun dan Program Dukungan Manajemen Rp553 miliar.
Nilai itu lebih tinggi dari proyeksi APBN 2025 sebesar Rp4,7 triliun. Namun, alokasi IKN pada RAPBN 2026 turun signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan catatan, total alokasi yang dianggarkan untuk IKN tahun 2022 hingga 2024 sebesar Rp75,8 triliun. Secara rinci, realisasi 2022 sebesar Rp5,5 triliun, realisasi 2023 sebesar Rp27 triliun, dan realisasi sementara pada 2024 mencapai Rp43,3 triliun.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto tidak menyinggung alokasi anggaran IKN dalam pidato Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2026 beserta Nota Keuangannya.
Adapun anggaran RAPBN 2026 difokuskan pada delapan program prioritas nasional, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, perekonomian rakyat, pertahanan rakyat semesta, dan percepatan investasi.
Secara rinci, anggaran program prioritas tersebut meliputi:
- Ketahanan pangan: Rp164,4 triliun
- Ketahanan energi: Rp402,4 triliun
- Makan Bergizi Gratis: Rp335 triliun
- Pendidikan: Rp757,8 triliun
- Kesehatan: Rp244 triliun
- Pembangunan desa, koperasi, dan UMKM: Rp181,8 triliun
- Pertahanan rakyat semesta: Rp185 triliun
- Percepatan investasi: Rp530 triliun.
sumber : Antara