REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengunjungi fasilitas PT Pindad (Persero) di Kota Bandung, Kamis (7/8/2025), sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi BUMN dalam mendorong industri pertahanan nasional. Dia menilai, PT Pindad merupakan salah satu aset strategis bangsa yang berperan penting dalam memperkuat sistem pertahanan Indonesia.
Karena itu, produsen amunisi tersebut bisa menjadi motor penggerak industrialisasi manufaktur nasional. Sehingga, industri pertahanan nasional bisa mandiri dan berdaya saing secara global.
"Industri pertahanan bukan sekadar kebutuhan strategis, melainkan juga pilar penting pembangunan ekonomi. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Prancis, dan Cina menempatkan industri pertahanan sebagai kontributor utama ekonomi mereka. Indonesia perlu bergerak ke arah yang sama," ujar Tiko, sapaan akrabnya, dalam keterangan pers di Jakarta.
Tiko menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto secara konsisten menekankan pentingnya belanja pertahanan yang seimbang dan terukur. Dengan target belanja pertahanan sebesar 1,3 persen sampai 1,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), pemerintah Indonesia sedang melakukan akselerasi untuk mengejar ketertinggalan dalam penguatan kapabilitas militer.
Hal itu dilakukan, khususnya dalam menjawab tantangan geopolitik kawasan. "Dulu kita melihat pertahanan sebagai sektor yang berada di belakang. Namun hari ini, di tengah tantangan global pasca Covid-19, konflik Ukraina, dan ketegangan regional, pertahanan telah menjadi kebutuhan pokok setara dengan pangan, papan, dan sandang," ucap Tiko.
Menurut Tiko, pengembangan rantai pasok industri pertahanan akan turut mendorong pertumbuhan industri baja, ban, komponen, hingga elektronik. Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi antarBUMN dalam membangun rantai pasok baja untuk keperluan pertahanan.
"Tiga sektor manufaktur yang saat ini menjadi fokus Kementerian BUMN adalah industri pertahanan, perkeretaapian, dan baterai. Ketiganya menjadi lokomotif baru industrialisasi nasional," ucap Tiko.
Selain itu, Tiko menilai, PT Pindad menempati posisi sentral, sebagai sektor strategis, pelopor adopsi teknologi, dan penggerak ekosistem manufaktur nasional. Dia menyampaikan Kementerian BUMN berkomitmen mendorong sinergi antara BUMN, lembaga riset, dan sektor swasta agar industri pertahanan bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
PT Pindad sebagai bagian dari ekosistem DEFEND ID, saat ini terus dikembangkan sebagai agen transformasi teknologi pertahanan Indonesia. "Kalau kita bicara teknologi tinggi, reverse engineering dan kemampuan transfer of technology (ToT), Pindad contoh nyata bahwa Indonesia mampu membangun teknologi pertahanan unggulan secara mandiri," kata Tiko.