
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan sejumlah pemimpin Afrika di Gedung Putih, Rabu (9/7) waktu setempat. Salah satu pemimpin Afrika yang hadir adalah Presiden Liberia Joseph Boakai.
Boakai memakai kesempatan itu untuk menyatakan AS adalah kawan lama Liberia dan memuji kebijakan Make America Great Again (MAGA).
"Liberia adalah kawan lama Amerika Serikat dan kami percaya atas kebijakan Anda untuk membuat Amerika hebat lagi," kata Boakai, dikutip The Guardian, Kamis (10/7).
"Kami ingin berterima kasih atas kesempatan ini," kata Boakai lagi dalam bahasa Inggris.
Trump terlihat sangat terkesan dengan kemampuan berbahasa Inggris Boakai. Dia pun bertanya di mana Boakai belajar bahasa Inggris.

"Bahasa Inggris yang sangat bagus, sangat indah. Di mana Anda belajar berbicara sebagus itu? Di mana Anda belajar?" tanya Trump.
Boakai kemudian terlihat tertawa. Sebab, bahasa Inggris merupakan bahasa resmi Liberia.
"Di Liberia?" tanya Trump.
"Iya, Pak," kata Boakai.
"Sangat menarik. Bahasa Inggris yang sangat indah. Ada orang-orang di tempat ini yang tidak bisa berbicara dengan baik," kata Trump lagi.
Liberia didirikan pada 1822 sebagai koloni bagi warga Amerika kulit hitam yang merdeka. Ini adalah gagasan orang Amerika kulit putih yang bertujuan mengatasi masalah masa depan orang kulit hitam di AS setelah perbudakan berakhir.
Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi di Liberia, meski beberapa bahasa suku juga digunakan di sana.
Trump Pernah Puji Bahasa Inggris Prabowo
Soal pujian berbahasa Inggris juga pernah disampaikan Trump pada Prabowo saat berkomunikasi lewat telepon pada 11 November 2024.
"Pekerjaan Anda di Indonesia sangat hebat, sangat sangat hebat, dan bahasa Inggris Anda sangat baik," puji Trump kala itu.
"Pelatihan saya semuanya bersama orang Amerika," jawab Prabowo sambil tertawa.

AS Ubah Pendekatan pada Afrika
Lebih lanjut, selain Liberia, Trump juga bertemu dengan pemimpin dari Gabon, Guinea-Bissau-Mauritania, dan Senegal. Trump menyebut mengubah pendekatan AS terhadap Afrika dari bantuan menjadi perdagangan. Trump juga mengatakan AS adalah mitra yang lebih baik untuk Afrika dibandingkan China.
Banyak kepala negara yang hadir dalam pertemuan itu berbicara dengan bahasa masing-masing melalui penerjemah.
Trump melanjutkan, pemerintahannya berkomitmen untuk mempererat persahabatan di Afrika, berharap dapat mengunjungi Afrika di masa depan.
"[Hubungan] kita berubah dari bantuan ke perdagangan. Ada potensi ekonomi yang besar di Afrika, seperti di tempat-tempat lain. Dalam banyak hal, dalam jangka panjang, ini akan jauh lebih efektif dan berkelanjutan dan menguntungkan dari pada apa pun yang dapat kita lakukan bersama," kata Trump kepada mereka.
Sebagai respons, para kepala negara Afrika itu balik memuji Trump yang menengahi kesepakatan perdamaian di seluruh dunia, dan menyatakan dukungannya agar Trump bisa menerima Penghargaan Nobel."Kami bukan negara miskin. Kalau soal bahan mentah, kami adalah negara yang kaya. Namun, kami membutuhkan mitra untuk mendukung dan membantu kami mengembangkan sumber daya tersebut," kata Presiden Gabon, Brice Clotaire Oligui Nguema.
"Anda dipersilakan datang dan berinvestasi. Jika tidak, negara lain yang mungkin datang menggantikan Anda," lanjutnya.