Sejarah paskibraka berawal dari perintah Presiden Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, kepada ajudannya Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk mempersiapkan upacara Hut RI yang pertama di tahun 1946. Upacara peringatan diadakan di Yogyakarta, sebagai ibukota Indonesia saat itu.
Dikutip dari laman resmi Paskibraka Indonesia https://paskibraka.bpip.go.id/, Husein Mutahar yang akan menyiapkan detik-detik pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta, memutuskan pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru tanah air, sebagai generasi penerus bangsa.
Sejarah Paskibraka, Para Pemuda Pilihan Pengibar Bendera
Paskibraka atau Pasukan Pengibar Bendera Pusaka merupakan pasukan yang bertugas mengibarkan duplikat bendera pusaka saat upacara peringatan Kemerdekaan RI. Pasukan pengibar bendera ini ada di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten. Sejarah paskibraka terkait dengan peringatan pertama dirgahayu Republik Indonesia tahun 1946 di Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Husein Mutahar yang diberikan mandat untuk mempersiapkan upacara bendera itu dalam waktu singkat hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila.
Dari awal sejarah itulah, Mayor (Laut) Husein Mutahar menjadi tokoh pelopor dari Paskibraka Indonesia.
Pada tahun 1967, Husein Mutahar diminta oleh Presiden Soeharto untuk menyiapkan lagi pasukan pengibar bendera untuk HUT RI. Ia lalu mengembangkan formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45).
Sejak tahun 1969, anggota pengibar bendera pusaka merupakan remaja siswa SMA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesi. Tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.
Dahulu, di tahun 1967 para pengibar bendera terpilih ini disebut Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Pada tahun 1973, Idik Sulaeman, yang merupakan adik didik Husein Mutahar di kepanduan, mencetuskan nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Sejak saat itulah anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka. Dan, Idik Sulaeman dikenal sebagai tokoh pencetus nama Paskibraka.
Lalu menetapkan moto Paskibraka yaitu "Tidak takut salah, tidak takut kalah, tidak takut jatuh, tidak takut mati. Takut mati jangan hidup, takut hidup mati sekalian."
Dan, juga semboyan "Satu untuk semua, semua untuk satu" dan "Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani".
Itulah kilas singkat sejarah paskibraka yang selalu menjadi pusat perhatian bangsa Indonesia di setiap peringatan HUT RI.(IJS)