REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Ahmad Muzani berharap napak tilas pimpinan MPR RI dalam rangka memperingati HUT Ke-80 RI ke rumah pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok Karawang, Jawa Barat, mengingatkan kembali memori kolektif bangsa tentang Rengasdengklok sebagai runtutan peristiwa sejarah kemerdekaan RI.
Menurut dia, tempat yang sangat bersejarah dan monumental di Rengasdengklok itu kini sudah mulai dilupakan oleh generasi muda.
"Hari ini pimpinan MPR mengunjungi tempat yang mulai dilupakan oleh generasi muda. Mudah-mudahan dengan kunjungan ini, kita mengingat kembali bahwa Rengasdengklok adalah sebuah kota kecil di Karawang yang menjadi bagian dari runtutan peristiwa 17 Agustus," kata Muzani di rumah pengasingan di Rengasdengklok Karawang, Jawa Barat, Rabu.
Padahal, kata dia, kemerdekaan RI yang diperingati setiap tahunnya pada 17 Agustus tidak bisa dilepaskan dari peristiwa bersejarah di Rengasdengklok, tempat di mana golongan muda mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan RI.
"Di Rengasdengklok itulah pemuda-pemuda Indonesia yang gagah berani mendesak dan meyakinkan Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memerdekakan Republik Indonesia karena Jepang sudah menyerah," ujarnya.
Terlebih, lanjut dia, proklamasi kemerdekaan RI pada mulanya memang didesak untuk dilakukan di Rengasdengklok.
"Tapi kemudian Bung Karno minta agar hal itu dibicarakan dengan orang-orang dan pejuang-pejuang terkait yang ada di Jakarta," katanya.
Menurut dia, pembicaraan antara golongan muda dan golongan tua di Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 itu yang lantas menjadi titik penting bagi perumusan naskah proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Jakarta, sebagai cikal bakal kemerdekaan RI.
"Setelah kurang lebih ada 12-13 jam di tempat ini, kemudian Bung Karno berkumpul di rumah Laksamana Maeda menyusun teks proklamasi pada malam 17 (Agustus 1945), yang kemudian pada pagi hari jam 10.00 lebih sedikit Bung Karno membacakan teks proklamasi," tuturnya.
Untuk itu, dia menekankan napak tilas pimpinan MPR RI ke rumah pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok itu juga sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan RI yang telah berusia 80 tahun.
"Kita bersyukur bahwa usia kemerdekaan kita sekarang ini sudah mencapai 80 tahun, sebuah bilangan angka yang cukup tua dan tentu saja kita harus bersyukur atas berkah kemerdekaan ini," ucapnya.
Muzani menyampaikan pula ucapan terima kasih kepada keluarga Djiauw Kie Siong, keturunan Tionghoa pemilik rumah pengasingan tersebut, yang terus memelihara dan menjaga tempat bersejarah tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih. Kami titip agar tempat ini terus dijaga, dilestarikan dan dijelaskan kepada generasi muda, kepada anak-anak-cucu kita, para pelajar, para mahasiswa dan mudah-mudahan semangat ini akan terus tertular pada kita semuanya," kata Muzani.
Selain Muzani, para Wakil Ketua MPR RI yang ikut hadir dalam napak tilas tersebut, yakni Hidayat Nur Wahid, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Bambang Wuryanto, Abcandra Muhammad Akbar Supratman, dan Rusdi Kirana.
Adapun kunjungan pimpinan MPR RI ke rumah pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok itu pun didampingi langsung oleh Bupati Karawang Aep Syaepuloh dan Wakil Bupati Karawang Maslani, serta jajaran pejabat pemangku kepentingan Kabupaten Karawang lainnya.
sumber : Antara