Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelar rapat membahas berbagai kebijakan terkait Gaza setelah perang usai. Dalam rapat itu, hadir pula eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan menantunya, Jared Kushner.
Mengutip Reuters, Kamis (28/8), Blair dikenal sebagai perdana menteri Inggris pada masa perang Irak pada 2003. Sementara Kushner adalah suami putri Trump, Ivanka. Kushner yang merupakan Yahudi pernah menjabat sebagai penasihat Gedung Putih untuk urusan Timur Tengah di periode pertama Trump, dan juga pengusaha properti.
Seorang pejabat senior Gedung Putih menyebut rapat itu membahas pembebasan sandera, rencana peningkatan pengiriman bantuan pangan, hingga skenario pascaperang. Meski demikian, pejabat itu menegaskan tidak ada hal yang luar biasa dari sesi itu, dan menyebutnya sebagai rapat kebijakan biasa.
Sejak kampanye pilpres 2024, Trump kerap berjanji akan mengakhiri perang di Gaza. Tujuh bulan menjabat di periode kedua, resolusi damai antara Israel dan Hamas belum tercapai.
Trump bahkan menuai kritik ketika mengusulkan AS mengambil alih Gaza dan memindahkan penduduk Palestina secara permanen pada Februari lalu. Rencana tersebut ia sebut sebagai pembangunan kembali untuk menjadikan Gaza jadi kawasan pesisir yang indah atau “Riviera Timur Tengah.”
Gagasan serupa sebelumnya pernah dilontarkan Kushner. Dia pernah menyarankan pembersihan Gaza dari penduduk Palestina untuk dijadikan properti tepi laut.
Financial Times pada Juli melaporkan Tony Blair Institute ikut terlibat dalam proyek perencanaan Gaza pascaperang. Lembaga think tank itu mengaku telah berdiskusi dengan sejumlah pihak mengenai rekonstruksi Gaza, meski menegaskan tidak pernah membahas relokasi paksa penduduk.
Terpisah, Kementerian Luar Negeri AS menyampaikan Menteri Luar Negeri Marco Rubio bertemu dengan Menlu Israel Gideon Saar di Washington. Keduanya membicarakan isu Gaza dan regional.
Namun, Saar membantah saat apakah pertemuan itu menyinggung rencana negara Palestina. Dia juga menyebut pertemuan dengan Rubio berlangsung sangat baik.