Rais Syuriyah PBNU KH Cholil Nafis memaparkan kiprah Nahdlatul Ulama (NU) dalam ikut menjaga perdamaian. Salah satu yang disorot Cholil Nafis adalah soal peran tokoh agama.
"Tokoh agama harus berperan pemersatu umat jangan berbalik jadi sumber konflik," kata Cholil saat menjadi pembicara dalam acara The 2nd International Summit of Religious Leaders The Role of Religious Leaders in Solving Conflicts yang digelar di Baku, Azerbaijan, Kamis (28/8).
Cholil juga membeberkan, pengalaman NU ketika ikut menyebarkan perdamaian dan menyelesaikan konflik, termasuk memaparkan peran asas Pancasila yang mampu menyatukan bangsa Indonesia yang plural, multi etnis dan multi agama.
"Kehadiran tokoh-tokoh agama dalam masyarakat memiliki pengaruh yang besar pada berbagai dimensi kehidupan, seperti menanamkan nilai-nilai moral, mengatur kehidupan sosial dan budaya, mendorong penguatan spiritualitas, serta turut berperan dalam urusan politik," ungkapnya.
Cholil melanjutkan, agama merupakan salah satu fondasi terpenting dalam membangun masyarakat manusia. Agama bukan sekadar rangkaian ritual dan ibadah semata, melainkan sebuah sistem nilai dan etika yang menyeluruh, yang mengarahkan perilaku individu, mengatur hubungan antar manusia, serta membentuk corak kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama.
"Agama dan para pemimpin agama merupakan pilar utama dalam membangun perdamaian, baik di tingkat nasional maupun global. Sejauh mana nilai-nilai spiritual dan moral yang terkandung dalam agama dapat diberdayakan, serta sejauh mana para pemimpin agama menjalankan perannya dalam melakukan perbaikan, mempererat hubungan, dan mendidik masyarakat untuk hidup damai," urai dia.
Kemudian, Cholil menambahkan, melalui kedudukan ulama yang melekat di hati para pengikutnya, para pemimpin agama berkontribusi dalam membangun budaya damai pada berbagai tingkatan.
Hal itu antara lain dengan memperkuat wacana keagamaan yang moderat, melakukan mediasi dan rekonsiliasi di antara pihak-pihak yang bertikai, serta meneguhkan budaya dialog.
Cholil juga menyampaikan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan termasuk salah satu organisasi keagamaan terbesar di dunia.
Pengaruhnya tidak terbatas hanya di Indonesia namun memainkan peran penting di kancah internasional, khususnya dalam bidang penyelesaian konflik dan pembangunan perdamaian global.
Adapun pokok-pokok dasar dan pendekatan yang diterapkan Nahdlatul Ulama dalam menyelesaikan konflik berpijak pada dua hal berikut:
Pertama: Landasan pemikiran, yaitu menghidupkan kembali maqāṣid al-syarī‘ah, dengan penegasan bahwa menjaga jiwa dan martabat kemanusiaan harus lebih diutamakan daripada konflik yang bersifat destruktif, serta menekankan pentingnya nilai-nilai keadilan dan masalah kemanusiaan yang universal .
Kedua: Metodologinya dalam membangun perdamaian melalui dialog antaragama dan antarbudaya, dengan menekankan pentingnya membuka ruang dialog yang tulus di antara para pemeluk agama guna memperkuat saling pengertian dan menolak segala bentuk kebencian.
"Sebagai contoh, saya mempersembahkan model negara Indonesia melalui pengalaman hidup berdampingan secara damai yang dihuni oleh multi etnis dan agama. Mudah-mudahan dapat menginspirasi dunia," ujar dia.