Langkah ini merupakan bagian dari upaya integrasi transportasi antarmoda, sekaligus menjawab kebutuhan angkutan umum di pelabuhan tersibuk di Indonesia tersebut.
Direktur Prasarana Integrasi Transportasi Antarmoda Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kemenhub, Sigit Irfansyah, menyampaikan direktoratnya telah melakukan peninjauan langsung terhadap arus kendaraan di wilayah pelabuhan.
“Karena berdasarkan data yang ada, ini di luar penumpang angkutan laut, di Tanjung Priok itu penanganan keluar masuk kendaraan pribadi sekitar 2.000 per hari. Yang kedua, sepeda motor mungkin 3 kali pasnya ada 6 ribu, cukup ramai,” kata Sigit dalam acara Media Background Integrasi Transportasi Sektor Laut dan Udara di Kantor Pusat Kemenhub, Jakarta, Selasa (5/8).
Menurut Sigit, saat ini Kemenhub telah menerbitkan surat keputusan (SK) yang memberikan dasar hukum bagi Pemprov DKI dan Transjakarta untuk mengoperasikan layanan hingga ke dalam area pelabuhan. Namun, pelaksanaan layanan tersebut sejauh ini masih terbatas pada momen-momen tertentu alias tidak reguler.
“Kenapa tidak kita bikin reguler saja itu membantu semua? Akhirnya, tadi pagi kami juga ngobrol dengan semua stakeholder yang ada,” ujar Sigit.
Diskusi tersebut melibatkan sejumlah pihak mulai dari PT Pelindo (Persero), Direktorat Jenderal Bea Cukai, hingga operator swasta yang beraktivitas di Tanjung Priok. Hasil pembicaraan menunjukkan adanya dukungan terhadap gagasan menghadirkan layanan Transjakarta secara reguler di pelabuhan.
Sigit menilai kehadiran angkutan umum sangat dibutuhkan di area pelabuhan, mengingat belum tersedia trayek yang menjangkau langsung ke dalam kawasan tersebut. Ketiadaan transportasi publik menjadi salah satu faktor terjadinya penumpukan kendaraan pribadi.
“Diharapkan dengan beroperasi angkutan umum di dalam itu, yang trayeknya melintas saja, mengurangi jumlah penggunaan mobil pribadi di pelabuhan Tanjung Priok,” ucap Sigit.
Ke depan, Kemenhub berencana mengundang kembali seluruh pemangku kepentingan terkait untuk membahas pematangan teknis perluasan trayek ini.
PT Pelindo, selaku pengelola pelabuhan, siap mendukung penyediaan infrastruktur dasar seperti shelter Transjakarta di beberapa titik dalam area pelabuhan.