Naima Abu Ful berfoto bersama anaknya yang berusia 2 tahun yang kekurangan gizi, Yazan, di rumah mereka di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza pada Rabu, 23 Juli 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- The Washington Post menerbitkan nama dan usia 18.500 anak Palestina yang telah wafat di Gaza sejak 7 Oktober 2023, hampir 22 bulan yang lalu.
The Washington Post mengambil angka tersebut dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Mereka mengandalkan catatan rumah sakit dan kamar mayat, laporan terverifikasi dari keluarga korban, dan media tepercaya untuk mendokumentasikan setiap kematian.
Kementerian Kesehatan Gaza juga menyajikan nomor identitas setiap warga Palestina yang dilaporkan wafat oleh serangan Israel.
Pemerintah Israel menilai Kementerian Kesehatan Gaza sebagai bagian dari Hamas dan menyebut data yang mereka sampaikan sebagai propaganda yang tidak dapat dipercaya. Namun, Israel belum memberikan angka alternatif untuk jumlah kematian warga sipil, selain menyebut sekitar 20.000 orang wafat berdasarkan data operasi militer hingga Januari lalu.
Sementara, Hamas mengatakan total 60.000 warga Palestina telah wafat akibat serangan Israel.
"Beberapa wafat di tempat tidur mereka. Lainnya, saat bermain. Banyak yang dikubur sebelum mereka belajar berjalan. Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak, menurut Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF)," tulis The Washington Post, dikutip dari laman The Times of Israel, Sabtu (2/8/2025).
Laporan tersebut mencakup anak-anak berusia hingga 17 tahun. Perincian angka-angka tersebut menunjukkan bahwa 915 anak Palestina terdokumentasi wafat sebelum ulang tahun pertama mereka.