REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (DI) memberikan tanggapan terkait wacana pemindahan aktivitas operasional perusahaan ke kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka. Mereka mengapresiasi hal tersebut dan menilai kawasan Bandara Kertajati dapat dimanfaatkan untuk bengkel pesawat.
Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan mengatakan akan melaksanakan rapat dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada 1 September di Bandara Kertajati. Rapat tersebut membahas tentang pemanfaatan bandara tersebut.
"Tanggal satu besok pak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengundang semua pihak di Kertajati, tentunya semua pihak bagaimana memanfaatkan Bandara Kertajati," ucap dia di sela-sela acara HUT PT DI ke-49 di area kantor PT DI, Kota Bandung, Sabtu (23/8/2025).
Ia mengaku sudah menyampaikan pandangan bahwa PT DI dapat menggunakan lahan di kawasan Kertajati sebagai maintenance, repair, and overhaul (MRO) atau sebagai bengkel untuk pesawat. "Sudah sampaikan ke gubernur adalah tentu kita ingin memanfaatkan Kertajati sebagai maintenance, repair, and overhaul. Itu yang akan kita dahulukan," kata dia.
Diperhitungkan dari sisi lalu lintas udara dan landasan yang panjang, ia menyebut Bandara Kertajati cocok untuk dimanfaatkan sebagai tempat MRO. "Karena itu kebutuhannya sangat banyak pesawat yang didatangkan, relatif dari lalu lintas udara dan landasan yang panjang Kertajati cocok," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendorong agar PT DI yang berada di Kota Bandung untuk pindah ke kawasan Bandaran Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Sebab terdapat berbagai tantangan yang dihadapi oleh PT DI di Kota Bandung.
"Saya kemarin kan bertemu dengan Dirut PT DI ya, kemudian berkomunikasi dengan Dirut Pindad, dan berkomunikasi dengan KASAU. Pikirannya sama bahwa tidak mungkin misalnya PT DI di Bandung itu berkembang dengan pesat, dalam posisi untuk tes pesawatnya juga mengalami keterbatasan landasan," ucap dia belum lama ini.
Tidak hanya itu, ia menyebut lingkungan sekitar PT DI yang sudah padat oleh perumahan. Dedi mengaku memiliki gagasan untuk mengalihkan industri pertahanan di Kota Bandung dipusatkan ke Kertajati.
"Dari mulai PT DI, Pindad, kalau Dahana kan memang sudah di Subang. Itu di sana, termasuk nanti angkatan udaranya, misalnya dari Husein, angkatan udara Husein ya pindah ke sana," kata dia.
Tidak hanya itu, ia menyebut setelah berkomunikasi dengan beberapa pihak merespons dengan baik. Selain kawasan industri pertahanan, ia menyebut bakal terdapat kawasan ekonomi khusus.
"Karena di situ (Kertajati) banyak tanah yang masih terbentang luas yang itu tanah negara. Apakah dikuasai oleh Kementerian Kehutanan, atau dikuasai oleh Perhutani, atau dikuasai oleh kementerian lain tetapi yang jelas itu statusnya tanah negara," kata dia.