Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Jumat (15/8/2025), terdampak perlambatan pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2025. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Jumat (15/8/2025), terdampak perlambatan pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2025 dibandingkan kuartal sebelumnya. Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 53,50 poin atau 0,33 persen menuju level Rp 16.168,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan. Sehari sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp 16.115 per dolar AS.
“Bank Indonesia (BI) mencatat ULN pada tiga bulan kedua 2025 tembus 433,3 miliar dolar AS atau setara Rp 6.976,1 triliun. Meski demikian, pertumbuhan ULN RI melambat apabila dibandingkan dengan kuartal I 2025,” ujar Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, Jumat (15/8/2025).
Pertumbuhan ULN Indonesia pada kuartal II 2025 tercatat 6,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal I 2025 yang sebesar 6,4 persen. Selain itu, ULN Juni 2025 tercatat turun dibandingkan Mei 2025 yang sebesar Rp 7.100,28 triliun.
Pelambatan pertumbuhan ULN dari kuartal I 2025 dipengaruhi oleh ULN swasta yang melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari tiga bulan sebelumnya. Berdasarkan komposisinya, ULN pemerintah pada April—Juni 2025 mencapai 210,1 miliar dolar AS atau setara Rp 3.382,6 triliun. Angka tersebut tumbuh 10 persen (yoy) dibandingkan April—Juni 2024, sekaligus melesat dari kuartal I 2025 yang sebesar 7,6 persen (yoy).
Perkembangan ULN itu terutama dipengaruhi peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Pemerintah berkomitmen mengelola ULN secara cermat, terukur, dan akuntabel untuk mencapai pembiayaan yang efisien dan optimal.