REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah Indonesia menerima 2.000 warga Gaza di Pulau Galang dikhawatirkan seiring sejalan dengan rencana Israel mengosongkan wilayah Palestina tersebut. Sejauh ini, belum ada jawaban yang tegas apakah kebijakan pemerintah merupakan relokasi atau pengobatan sementara saja.
Kemarin, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan Indonesia bakal "menampung" sebagian masyarakat Gaza di Indonesia. Ia menyebut, sedang memasuki tahap awal soal wilayah penempatan. "Sekarang kita masih dalam tahap awal. Kemarin saya sudah sampaikan juga bahwa kita sedang memperhitungkan satu lokasi dimana alternatif-alternatif tempatnya banyak lah urusannya," kata Sugiono kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Jumat (15/8/2025).
Sugiono mengungkapkan diantara opsi yang disiapkan adalah Pulang Galang di Kepulauan Riau. Namun, masih perlu mempertimbangkan pula wilayah-wilayah yang punya daya dukung infrastruktur.
"Salah satunya di Galang. Terus kita cari yang mungkin infrastrukturnya sudah ada, tapi kalau misalnya belum ya kita juga harus nilai lagi, apakah kalau misalnya dari greenfield berapa lama," jelasnya. Sugiono menekankan, rencana Indonesia menampung masyarakat Gaza yang notabene korban perang merupakan niat mulia dari Presiden RI Prabowo Subianto.
"Ini adalah niat baik Pemerintah, sebagai upaya kemanusiaan kita. Pak Presiden juga sudah berkunjung ke beberapa negara di sisi untuk berkonsultasi dengan pemimpin-pemimpin di sana, kita semua tahu jadi kita ingin membantu," tegasnya.
Sementara pada malam sebelumnya, Sugiono menepis klaim media Israel bahwa telah terjadi pembicaraan antara Indonesia dan Israel terkait evakuasi warga Gaza ke tanah air. Menlu menegaskan bahwa informasi itu tidak benar. "Tidak benar itu mas," ujarnya kepada Republika, Kamis (14/8/2025).
Media Israel sebelumnya melaporkan bahwa Tel Aviv tengah berunding dengan lima negara atau wilayah yakni Indonesia, Somaliland, Uganda, Sudan Selatan, dan Libya tentang kemungkinan penerimaan warga Palestina dari Jalur Gaza. Demikian dilaporkan Channel 12 seperti dikutip Times of Israel, Rabu.
"Beberapa negara menunjukkan keterbukaan yang lebih besar daripada sebelumnya untuk menerima imigrasi sukarela dari Jalur Gaza," ujar seorang sumber diplomatik kepada media tersebut. Ia menyebut Indonesia dan Somaliland sebagai pihak yang sangat terbuka terhadap gagasan tersebut. Namun, belum ada keputusan konkret yang dilaporkan telah dibuat.
Mendompleng kebaikan Indonesia
Indonesia sebelumnya menyiapkan sejumlah opsi untuk mengobati warga Gaza yang menjadi korban perang. Salah satu tempat yang disiapkan adalah Pulau Galang. Hanya saja belum ada informasi lebih jauh soal kapan pemindahan itu dilakukan dan kepastian lokasi untuk pengobatan.
Menlu Sugiono tak menampik kemungkinan Israel sepertinya sengaja mendompleng keinginan baik Indonesia untuk mengobati warga Gaza. "Iya sepertinya begitu," ujarnya.
Menlu menekankan yang dilakukan pada saat Presiden berkunjung ke Timur Tengah beberapa waktu lalu adalah berkonsultasi dengan para pemimpin Mesir, UAE, Qatar, Jordan serta Türkiye. Tidak ada pembicaraan dengan Israel.
Jumlah warga Gaza yang meninggal dan terluka akibat serangan ke Jalur Gaza terus bertambah. Israel membunuh tanpa pandang bulu, apakah itu dari medis, jurnalis, atau pun anak-anak tak berdosa. Lebih dari 60 ribu orang telah terbunuh.