REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya) di pusat perbelanjaan menjadi keluhan para pelaku ritel. Hal ini terjadi ketika pengunjung hanya sekadar melihat-lihat atau bertanya tanpa melakukan pembelian.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan fenomena ini bukanlah hal baru. "Saya kira Rojali dan Rohana bukan sesuatu hal yang baru di pusat perbelanjaan," ujarnya saat pembukaan Indonesia Shopping Festival 2025 di Jakarta pada Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, intensitasnya memang naik turun, namun hal ini dianggap wajar, terutama saat low season. Dia juga menyoroti fungsi pusat perbelanjaan yang kini tidak hanya sebatas tempat belanja, tetapi juga sebagai ruang edukasi, hiburan, dan fungsi sosial.
Untuk mengatasi fenomena ini dan meningkatkan daya beli masyarakat yang melemah, APPBI menggelar Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025. Acara ini serentak diadakan di lebih dari 400 pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia, berlangsung dari tanggal 14 hingga 24 Agustus 2025. ISF 2025 menghadirkan pesta diskon besar-besaran hingga 80 persen, yang diharapkan dapat menjadi stimulus untuk menggairahkan kembali sektor ritel dan menggerakkan roda perekonomian.
Pentingnya acara seperti ISF 2025 mendapat dukungan penuh dari pemerintah, mengingat konsumsi rumah tangga adalah pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengatakan hampir 55 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari konsumsi rumah tangga. "Kalau sektor konsumsi ini terganggu, dampaknya bisa sangat serius terhadap pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga daya beli masyarakat, mulai dari bantuan sosial, subsidi, hingga pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13. Selain itu, pemerintah juga memberikan diskon transportasi, seperti tiket pesawat dan kereta api, untuk menjaga keterjangkauan harga dan mobilitas masyarakat. ISF 2025 menjadi pelengkap dari upaya pemerintah tersebut, dengan fokus mendorong belanja di sektor retail.
Dukungan juga datang dari para asosiasi pelaku usaha. "Kami sepakat mendukung untuk meramaikan kembali sektor retail dan konsumsi. Kita akan mendukung juga setiap tahun, kita akan koordinasi lebih baik tahun depan untuk bikin lebih ramai lagi," ujar Koordinator BINA & Ketua Umum HIPPINDO, Budihardjo Iduansjah.
Senada dengan itu, Ketua Umum APRINDO, Solihin menyebut ISF sebagai bukti nyata kolaborasi antara berbagai pihak. "Ini adalah bukti nyata kolaborasi pusat perbelanjaan, UMKM, dan seluruh pelaku ekonomi bergerak bersama untuk menghidupkan perekonomian," ujarnya.