
SEEKOR robot kepiting jantan yang dijuluki "Wavy Dave" baru-baru ini mencuri perhatian saat menyamar dan ikut serta dalam ritual kawin kepiting jantan di Portugal. Meski awalnya terlihat lucu, eksperimen ini memberi wawasan ilmiah baru tentang perilaku persaingan antar kepiting jantan saat berebut pasangan.
Robot ini “menyusup” ke komunitas fiddler crab (Afruca tangeri) di hamparan lumpur Taman Alam Ria Formosa, Portugal Selatan. Di sana, kepiting jantan biasanya mengangkat dan mengayunkan satu capit raksasa untuk menarik perhatian betina. Namun, kehadiran Dave memicu respons tak terduga.
“Para betina menyadari ada yang aneh, dan beberapa pejantan malah mencoba menyerangnya,” kata Joe Wilde, penulis utama studi dan ahli statistik lingkungan dari Biomathematics and Statistics Scotland. “Satu pejantan bahkan mencabut capit Dave. Kami terpaksa hentikan percobaan dan me-reboot robotnya.”
Meski sempat "dikeroyok", Dave tetap berhasil mengelabui beberapa kepiting jantan, memungkinkan para peneliti mempelajari bagaimana mereka merespons kehadiran kompetitor. Temuan ini dipublikasikan pada 6 Agustus di Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.
Taktik Cinta di Dunia Kepiting
Dalam dunia kepiting fiddler, aksi mengayun capit bukan sekadar tontonan. Jika seekor jantan berhasil memikat betina, sang betina akan masuk ke liang si jantan dan memungkinkan pembuahan terjadi.
Untuk eksperimen ini, Wilde menggunakan printer 3D untuk menciptakan tubuh Dave, lengkap dengan dua capit yang bisa diganti: satu berukuran sedang dan satu ekstra besar. Dave dikendalikan lewat aplikasi ponsel lewat koneksi Bluetooth.
Saat Dave "beraksi" di lapangan, para peneliti mengamati perubahan perilaku kepiting jantan lainnya. Meski Dave bukan kepiting sungguhan, kehadirannya cukup meyakinkan untuk memengaruhi rival-rivalnya.
Hasilnya: pejantan asli cenderung mengayun capit mereka lebih lama, tetapi tidak lebih cepat. Para ilmuwan menduga mereka mengira ada betina di sekitar, tetapi menahan diri untuk tidak tampil maksimal sebelum melihat betinanya langsung.
Selain itu, jantan asli lebih percaya diri keluar dari liang saat Dave hadir. Namun sebaliknya, jika Dave menggunakan capit besar, sebagian besar kepiting jantan enggan bersaing, mungkin karena merasa kalah saing atau takut kalah duel.
Pelajaran dari Dunia Kepiting
Studi ini menunjukkan kepiting jantan menyesuaikan perilakunya berdasarkan sinyal dari pesaing. Mereka akan berinvestasi lebih dalam "atraksi" saat peluang menang tinggi.
“Kalau kamu punya toko dan sainganmu tiba-tiba banting harga, kamu mungkin perlu menyesuaikan strategi bisnismu,” ujar Wilde. “Hal yang sama berlaku untuk kepiting. Mereka merespons tekanan kompetisi secara cermat.”
Menurutnya, hasil studi ini mengungkap bagaimana makhluk kecil seperti kepiting pun mampu menyesuaikan taktik di lingkungan yang terus berubah. (Live Science/Z-2)