REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD, menegaskan kedaulatan pangan adalah salah satu pilar utama kedaulatan bangsa.
Presiden Prabowo memaparkan capaian besar sektor pertanian yang kini menjadi salah satu kebanggaan nasional.
“Tidak ada negara yang kuat yang tidak mampu memproduksi pangannya sendiri. Karena itu, pemerintah yang saya pimpin bekerja keras untuk memutus ketergantungan pada impor,” kata Presiden Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Presiden Prabowo menguraikan strategi besar yang ditempuh pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencapai kemandirian pangan, yaitu program ekstensifikasi dan intensifikasi.
Dimulai dari pembukaan sawah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatra, Papua, dan sejumlah daerah potensial lainnya. Program ekstensifikasi lahan ini dipadukan dengan intensifikasi untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan produksi nasional.
Di sektor distribusi sarana produksi, pemerintah melakukan terobosan penting. Pemerintah memangkas jalur birokrasi penyaluran pupuk sehingga pupuk dapat dikirim langsung ke tangan petani tanpa alur yang panjang.
Bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) juga digelontorkan secara masif untuk mempercepat dan mempermudah proses tanam dan panen.
“Selain melakukan ekstensifikasi, kami juga melakukan intensifikasi. Kami mendorong produksi pangan di desa-desa, kami memotong birokrasi penyaluran pupuk, kita salurkan pupuk langsung dari pabrik ke petani-petani, dan memberi bantuan alsintan kepada petani kita,” jelas Presiden Prabowo.
Tidak hanya itu, demi memastikan petani mendapatkan keuntungan yang layak, Presiden Prabowo menetapkan kenaikan harga pembelian gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram.
Kebijakan ini membuat petani memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan terjamin, sekaligus mendorong gairah produksi di berbagai sentra pertanian. “Kami juga tingkatkan harga beli gabah menjadi Rp 6.500 per kilgoram agar petani sebagai produsen menikmati keuntungan yang berarti,” ucapnya.
Presiden Prabowo menyebutkan, hasilnya mulai terlihat. Indonesia kini berada pada titik bersejarah dalam perjalanan pangannya. Produksi beras nasional surplus dengan stok cadangan lebih dari 4 juta ton, jumlah tertinggi sepanjang sejarah NKRI.
Tidak hanya itu, Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung, membuktikan bahwa bangsa ini mampu menjadi pemasok pangan, bukan sekadar pembeli di pasar dunia.
“Hari ini kita surplus produksi beras. Stok cadangan beras nasional kita hari ini lebih dari 4 juta ton. Ini tertinggi selama sejarah NKRI. Untuk pertama kali dalam puluhan tahun Indonesia bisa kembali mengekspor beras dan jagung,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, program pemerintah di sektor pertanian juga memberikan manfaat nyata bagi petani. Negara dinilai mampu hadir dan mendukung petani agar lebih sejahtera.
“Saya perhatikan di mana-mana para petani tersenyum. Harga gabah stabil, penghasilan meningkat, dan kepercayaan diri mereka tumbuh. Mereka tahu bahwa negara berdiri di belakang mereka,” imbuhnya.