Presiden Prabowo Subianto menyoroti konflik yang terus berlanjut di sejumlah kawasan dunia, termasuk di ASEAN. Ada dua konflik di ASEAN yakni Myanmar dan Kamboja-Thailand.
Khusus konflik di Myanmar, Prabowo menyebut tidak terlihat arah masalah di sana akan selesai dengan damai.
"Kita lihat di kawasan kita sendiri konflik Myanmar jalan terus dan tidak kelihatan arah untuk menyelesaikan secara damai walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di tetangga kita," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (6/8).
Prabowo menjelaskan, kondisi geopolitik dan geoekonomi global saat ini jauh lebih kompleks. Ia menyinggung konflik di Ukraina, Timur Tengah, hingga ketegangan antara negara-negara besar dunia.
"Sekarang tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana konflik di mana-mana, konflik di Ukraina konflik di Timur Tengah Gaza, tepi barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia. Perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai. Kita juga lihat konflik Israel Iran di mana negara adikuasa pun," ucapnya.
Prabowo menyebut, Indonesia tidak berdiam diri. Ia mengapresiasi tim ekonomi di kabinet Merah Putih yang menurutnya sudah bekerja dengan baik.
"Kita negosiasi, kita berunding kita tidak emosional, kita tidak terpancing. Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia," ujar dia.
Prabowo menuturkan, strategi transformasi nasional yang ia canangkan sejak sebelum pelantikannya didasarkan pada realisme, bukan sekadar idealisme. Ia menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi utama kedaulatan bangsa.
"Tidak ada negara yang merdeka berdaulat tanpa dia bisa produksi makanannya sendiri. Karena itu produksi pangan bagi saya adalah strategis," tandas dia.