REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengunjungi sel narapidana Palestina terkemuka Marwan Barghouti. Tokoh ekstremis sayap kanan Israel itu sesumbar soal genosida yang dilakukan Israel dengan mengatakan akan “menghapus” bangsa Palestina.
"Anda tidak akan menang. Siapa pun yang mengacaukan Bangsa Israel, siapa pun yang membunuh anak-anak dan perempuan kami - kami akan memusnahkan mereka. Anda harus tahu ini, (ini terjadi) sepanjang sejarah," terdengar suara Ben Gvir kepada Barghouti yang tampak kurus dilansir Times of Israel, Jumat.
Ini adalah penampakan pertama Barghouti dalam lebih dari satu dekade. Keluarganya mengatakan dia telah ditempatkan di sel isolasi sejak 7 Oktober 2023 dan telah beberapa kali dipukuli secara brutal oleh penjaga.
Saat Ben Gvir berbicara, Barghouti terlihat mengangguk dan mencoba menyela, tetapi klip pendeknya berakhir sebelum dia melakukannya.
Berdiri di samping Ben Gvir selama kunjungan tersebut adalah kepala Layanan Penjara Israel Kobi Yaakobi, sekutu dekat menteri keamanan nasional. Yakoobi dituduh secara ilegal memberitahu petugas senior lainnya bahwa ia sedang diselidiki karena menutupi kekerasan pemukim di Tepi Barat.
Barghouti (66 tahun), telah dipenjara sejak 2002. Aktif di Fatah sejak mahasiswa, ia kerap dipenjara karena memimpin unjuk rasa menentang penjajahan Israel. Ia dinyatakan bersalah serta dijatuhi hukuman lima hukuman seumur hidup ditambah 40 tahun penjara karena perannya memimpin perlawanan Palestina selama Intifada Kedua.
Ia kerap disebut sebagai satu-satunya pemimpin yang bisa menyatukan Palestina. Jajak pendapat berulang kali menempatkannya sebagai calon dengan elektabilitas tertinggi di Tepi Barat maupun Gaza.
Warga Palestina telah lama mengupayakan pembebasannya, termasuk melalui kesepakatan sandera, namun penjajah selalu menolak gagasan untuk membebaskannya. Hussein al-Sheikh, wakil Abbas, mengutuk video tersebut sebagai “puncak terorisme psikologis, moral, dan fisik yang dilakukan terhadap tahanan dan merupakan pelanggaran terhadap konvensi dan norma internasional dan kemanusiaan.”
“Ini mewakili eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kebijakan penjajah terhadap tahanan Palestina, sehingga memerlukan intervensi segera dari organisasi dan lembaga internasional untuk melindungi mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Istri Barghouti, Fadwa, yang memimpin kampanye internasional untuk menjamin pembebasan Barghouti, mengatakan dia pangling melihat suaminya dalam video tersebut.
“Mungkin sebagian dari diri saya tidak mau mengakui semua ekspresi wajah dan tubuhmu, dan apa yang engkau dan tahanan lainnya alami,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Namun, Marwan terus akan mengejar kalian meski di sel isolasi yang sudah dua tahun ia tinggali,” lanjutnya. “Pendudukan dan tokoh-tokohnya masih berkonflik denganmu, belenggu masih ada di tanganmu– tetapi saya tahu semangat dan tekadmu, dan saya tahu engkau akan tetap bebas, bebas, bebas.”