Persiapan Sekolah Rakyat di Bandung yang Beroperasi 14 Juli: Pakai 3 Kurikulum

Suasana kelas untuk Sekolah Rakyat Bandung, yang diselenggarakan di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos), Jalan Ir.H Juanda No 367, Dago Atas, Jawa Barat, Selasa (8/7/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Sekolah rakyat yang diselenggarakan di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos), Kota Bandung, akan memulai tahun ajaran awal pada tanggal 14 Juli 2025 mendatang.

Sarana dan prasarana telah disiapkan menyambut tahun ajaran dan murid baru. Asrama siswa juga sudah dibangun, dan dibagi jadi 2 gedung untuk siswa laki-laki dan perempuan.

Ada sepuluh kamar, dilengkapi ranjang, meja belajar, kipas angin dan lemari di setiap gedung asrama. Satu kamar di isi 1-2 murid.

Sementara kamar mandi ditempatkan secara terpisah pada ujung lorong gedung. Di depan asrama siswa terdapat lapangan bola dan basket yang dapat dimanfaatkan untuk mata pelajaran olahraga.

Pada tahap gelombang pertama, siswa yang diterima di Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung berjumlah 100 siswa dengan jenjang pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Nantinya, para siswa ini akan dibagi menjadi empat kelas, dengan jumlah 25 orang per kelas.

Suasana asrama Sekolah Rakyat di Bandung yang diselenggarakan di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Polteksos Bandung), Jalan Ir.H Juanda No 367, Dago Atas, Jawa Barat, Selasa (8/7/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Tak hanya ruang kelas, Sekolah Rakyat turut menyediakan laboratorium bahasa dan sains untuk menunjang proses pembelajaran.

Para Siswa Akan Dites Minat dan Bakat

Direktur Poltekesos selaku Tim Satgas Pelaksana Sekolah Rakyat Kemensos RI, Suharma, mengatakan, selama proses orientasi murid baru akan mengikuti tes minat dan bakat untuk mengetahui metode pembelajaran dan cara yang tepat menangani siswa.

“Nah ini jadi setelah masuk nanti mereka tanggal 14 [Juli] tes kesehatan, lalu dilakukan talent mapping untuk memahami situasi dan kondisi dan talent siswa sehingga ketika proses pendidikan itu kita bisa mendapatkan gambaran awal terkait kondisi siswa,” ujar Suharma saat ditemui di Poltekesos Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/7).

Suasana asrama Sekolah Rakyat di Bandung yang diselenggarakan di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Polteksos Bandung), Jalan Ir.H Juanda No 367, Dago Atas, Jawa Barat, Selasa (8/7/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Suharma menyebutkan, alasan lain diadakan tes minat dan bakat ini untuk mengetahui kemampuan siswa dalam literasi.

“Jadi diharapkan keinginan Pak Presiden bahwa yang lulusan Sekolah Rakyat itu mempunyai kemampuan dalam hal bahasa maka semua yang menjadi siswa di Sekolah Rakyat itu akan diberikan kemampuan dalam hal berbahasa,” tuturnya.

Akan Gunakan 3 Kurikulum: Kurikulum Nasional Digabung Orientasi dan Boarding

Soal kurikulum, Suharma menjelaskan, kurikulum yang digunakan pada Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung ialah kurikulum nasional, yang digabungkan dengan kurikulum orientasi dan boarding.

“Nah, karena ini adalah sekolah khusus untuk memutus rantai kemiskinan dan harus berhasil, mereka tentunya menjadi orang yang sukses, maka kurikulumnya itu kita ada tiga kurikulum. Kurikulum pertama adalah kurikulum masa orientasi. Yang kedua, kurikulum formal. Ketiga, kurikulum boarding,” jelasnya.

Suasana asrama Sekolah Rakyat di Bandung yang diselenggarakan di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Polteksos Bandung), Jalan Ir.H Juanda No 367, Dago Atas, Jawa Barat, Selasa (8/7/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Pada kurikulum masa orientasi, para siswa lebih banyak mengenal proses pembelajaran di Sekolah Rakyat yang bertujuan untuk memotivasi. Sementara kurikulum formal ialah proses pembelajaran yang mengacu pada kurikulum nasional.

Sementara kurikulum boarding, siswa diasah untuk lebih mandiri, bertanggung jawab dan disiplin kepada dirinya.

“Yang ketiga, kurikulum boarding ini yang sangat penting kurikulum boarding ini terkait dengan pengembangan karakter pengembangan karakter, lalu juga jiwa kepemimpinan,” paparnya.

Tak Ada Seleksi Masuk Sekolah Rakyat

Suharma mengatakan, siswa yang mengikuti pembelajaran di Sekolah Rakyat tidak melalui seleksi.

Tetapi, murid-murid ini dipilih berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang kemudian diundang untuk belajar.

“Nah, jadi calon siswa Sekolah Rakyat itu itu diambil dari kategori yang masuk kategori miskin di desil 1 dan desil 2. Jadi calon siswa Sekolah Rakyat itu tidak dibuka secara umum, tapi diundang yang karena tujuannya tadi adalah untuk memutus rantai kemiskinan,” pungkasnya.