REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pucuk pimpinan Markas Besar (Mabes) TNI di Cilangkap kini didominasi matra darat. Pengamat komunikasi militer Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menyoroti Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Richard Taruli Horja Tambubolon, dan Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen Muhammad Saleh Mustafa.
Beruntung dalam mutasi terbaru TNI, posisi Irjen TNI dari Saleh yang digeser menjadi Wakil KSAD ditempati Laksda Hersan. Dengan begitu, dari empat pucuk pimpinan TNI, kini setidaknya ada satu perwakilan matra laut.
Hanya saja, pos Irjen TNI masih belum dilakukan serah terima jabatan (sertijab). Sehingga secara de facto matra TNI tetap 'menguasai' piramida pimpinan di Cilangkap. Menurut dia, seharusnya pucuk pimpinan Mabes Cilangkap merepresentasikan tiga matra, meski tetap AD lebih dominan dibandingkan AL dan AU.
"Organisasi Mabes TNI ini 'kurang sehat'. Ini organisasi tiga matra, namun dominasi AD terlalu banyak. Panglima TNI, Wakil Panglima TNI, Kasum TNI, dan Irjen TNI. Empat posisi itu dipegang AD. Mestinya tidak demikian," kata Ginting kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Menurut dia, yang ideal adalah, misalnya posisi Panglima dan Wapang TNI dari AD maka pos Kasum dan Irjen TNI bisa diserahkan kepada perwira tinggi (pati) AL dan AU. Belum lagi, kata Ginting jabatan Asisten Operasi (Asops) dan Asisten Perencanaan Umum (Asrenum) yang sekarang diduduki pati bintang tiga juga berasal dari AD.
Pun Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI serta Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI juga pati AD. Ginting sangat menyayangkan struktur Mabes TNI sangat 'hijau' tidak lagi 'pelangi' seperti sebelum-sebelumnya. "Mestinya pimpinan lembaga pendidikan dibagi untuk tiga matra (Danjen Akademi TNI, Dankodiklat TNI, Dansesko TNI)," ujar Ginting.
Dia pun memberi ilustrasi representasi jabatan Mabes TNI yang ideal adalah menggunakan rumus lima posisi untuk pati AD, tiga pati AL, dan dua pati AU. Jika hal itu diterapkan maka organisasi Cilangkap bisa sehat. "Personel AD memang lebih besar daripada AL dan AU. Tapi tetap harus proporsional. Ini terlalu AD minded. Ingat, Cilangkap organisasi tiga matra. Sekarang tidak proporsional," ucap Ginting.