Rudal Rusia menghantam alun-alun di kota Chernihiv, Ukraina utara, pada Sabtu (19/8/2023).
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat senior pemerintahan Trump pada Ahad (3/8) menuduh India telah membiayai Rusia dalam perang melawan Ukraina melalui pembelian komoditas minyak bumi dalam jumlah besar.
Wakil Kepala Staf Gedung Putih, Stephen Miller, mengatakan kepada Fox News bahwa India menyaingi China dalam hal impor energi dari Rusia. Langkah New Delhi itu bertentangan dengan klaim bahwa mereka merupakan negara sahabat Washington.
“Orang-orang akan terkejut mengetahui bahwa India pada dasarnya terikat dengan China dalam hal pembelian minyak dari Rusia. Apa yang Presiden Donald Trump katakan dengan sangat jelas adalah bahwa tidak dapat diterima bagi India untuk terus membiayai perang ini dengan membeli minyak dari Rusia,” kata Miller.
Miller mengulangi kritik Trump sebelumnya terhadap praktik perdagangan dan kebijakan imigrasi India, yang digambarkan sebagai hal merugikan pekerja Amerika.
Miller juga memperluas kritiknya tidak hanya pada sektor energi, tetapi juga menyoroti tarif tinggi India terhadap produk-produk AS dan kebijakan imigrasi yang menurutnya berdampak buruk bagi tenaga kerja di Amerika.
“India menggambarkan dirinya sebagai salah satu sahabat terdekat kami di dunia, tetapi mereka tidak menerima produk kami,” ujarnya.
“Presiden Trump menginginkan hubungan yang luar biasa... tetapi kita perlu bersikap realistis dalam menangani pendanaan perang ini,” tambah Miller.
India tidak segera menanggapi memberikan tanggapan publik mengenai pernyataan Miller tersebut.
Sebelumnya, Trump telah mengumumkan tarif sebesar 25 persen untuk India mulai 1 Agustus, dengan alasan hambatan perdagangan yang tinggi serta hubungan India dengan Moskow.
sumber : Antara/Anadolu