
PERSATUAN Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memperkenalkan lembaga penyelesaian sengketa sepak bola, National Dispute Resolution Chamber (NDRC). Meski telah terbentuk sejak 2019, NDRC baru mendapatkan pengakuan resmi dari FIFA pada Januari 2025.
Ketua NDRC, Togi Pangaribuan, menjelaskan bahwa lembaga itu memiliki peran penting dalam menangani konflik yang melibatkan pemain, pelatih, dan klub, melalui mekanisme arbitrase.
“NDRC adalah lembaga penyelesaian sengketa dengan metode arbitrase di bidang sepak bola, yang khususnya sengketa antara pemain, pelatih dengan klub, atau klub dengan klub,” ujar Togi kepada pewarta.
Ia menambahkan NDRC sendiri telah dibentuk sejak 2019 lalu. Akan tetapi baru pada Januari 2025 lembaga tersebut mendapatkan pengakuan dari FIFA.
"NDRC dapat verifikasi dari FIFA pada Januari 2025 dan merupakan satu dari lima NDRC di dunia yang mendapat sertifikasi FIFA," sebutnya.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut positif keberadaan NDRC. Ia menilai kehadiran NDRC merupakan bentuk nyata reformasi tata kelola sepak bola nasional.
Ia juga mengatakan, kehadiran lembaga itu akan menjadi penyeimbang dalam menyelesaikan konflik di tubuh sepak bola Indonesia.
“NDRC sebagai check and balance ketika ada isu soal pemain dengan klub, klub dan klub, juga lain-lainnya,” kata Erick.
Ia menegaskan bahwa PSSI mendukung penuh lembaga ini karena lahir dari kerja sama langsung antara federasi dan FIFA.
"Kami dari PSSI mendukung penuh NDRC karena langsung lahir dari rahim PSSI bersama FIFA dan saya harap ini benar-benar keputusan yang harus diikuti dan kami siap mengawasinya," pungkas Erick. (Ndf/I-1)