
Mesir kembali mengimpor gas alam dari Israel usai gencatan senjata dengan Iran. Sebelumnya fasilitas pengolahan gas alam di Israel tutup akibat perang selama 12 hari.
Mengutip Bloomberg, Senin (30/6), ekspor komoditas tersebut bahkan naik menjadi 1 miliar kaki kubik per hari, melonjak dari sebelumnya 260 juta kaki kubik saat ladang gas Leviathan milik Israel yang merupakan ladang terbesar di negara itu mulai beroperasi kembali pada Rabu (25/6) lalu.
Peningkatan pasokan ini memungkinkan otoritas Mesir kembali menyalurkan gas ke beberapa pabrik yang sebelumnya dihentikan operasinya karena kekurangan pasokan.
Israel sempat menutup sementara dua dari tiga ladang gas utamanya, yaitu Leviathan yang dioperasikan oleh Chevron dan Karish milik Energean, tak lama setelah melancarkan serangan terhadap Iran pada 13 Juni.
Kedua fasilitas yang menjadi penyumbang utama ekspor gas ke Mesir dan Yordania itu mulai beroperasi kembali pekan lalu setelah gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dengan Republik Islam tersebut mulai berlaku.

Pemulihan pasokan ini menjadi angin segar bagi pemerintahan Mesir, yang dalam beberapa tahun terakhir telah berubah dari eksportir menjadi importir gas alam. Saat ketegangan antara Israel dan Iran memuncak, Mesir sempat memberlakukan sejumlah rencana darurat, termasuk mencari pasokan bahan bakar alternatif, membatasi pasokan gas untuk sejumlah industri, serta mengalihkan pembangkit listrik untuk menggunakan minyak bakar dan solar demi menjaga pasokan listrik.
Sebelumnya, pada Jumat (27/6) harga minyak dunia juga mengalami penurunan secara mingguan setelah sempat reli akibat konflik Israel-Iran. Hal ini karena pasar tak lagi mengkhawatirkan gangguan pasokan akibat konflik tersebut sehingga harga minyak menghentikan kenaikannya.
Dikutip dari Reuters, per Jumat (27/6) pukul 04.29 GMT harga minyak Brent naik tipis 35 sen atau 0,52 persen ke level USD 68,08 per barel. Sementara itu, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 40 sen atau 0,61 persen ke USD 65,64 per barel.
Meski naik tipis, secara keseluruhan harga minyak Brent dan WTI turun sekitar 12 persen dalam sepekan terakhir. Harga tersebut kini kembali ke level sebelum Israel memulai konflik dengan menembakkan rudal ke target militer dan nuklir Iran 13 Juni lalu.
Pasar dan analis saat itu mengatakan mereka tidak melihat adanya dampak material dari krisis Israel-Iran terhadap pasokan.
Pada Selasa (24/6), Presiden Amerika Serikat (AS) menyatakan gencatan senjata antara Iran dan Israel sudah berlaku. Hal ini diungkapkan Trump di akun Truth Social miliknya.
"Gencatan senjata kini berlaku. Tolong jangan dilanggar!" kata Trump, dikutip Minggu (29/6).