Sekjen Hizbullah, Naim Qassem, pada Jumat (15/8) menuduh pemerintah Lebanon menyerahkan negara itu kepada Israel melalui upaya pelucutan senjata kelompoknya. Ia menegaskan kelompoknya siap mempertahankan persenjataan tersebut.
Mengutip, AFP pada Jumat (15/8), pernyataan itu ia sampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi usai bertemu Kepala Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Larijani. Hizbullah adalah partai politik bersenjata yang didukung oleh Iran.
Hizbullah sendiri usai kalah dari perang dengan Israel, Amerika Serikat ikut terlibat, kini dalam kondisi melemah. Di bawah tekanan AS, pemerintah Lebanon memerintahkan militer untuk menyusun rencana pelucutan senjata kelompok itu sebelum akhir tahun ini.
"Pemerintah [Lebanon] sedang melaksanakan perintah Amerika-Israel untuk mengakhiri perlawanan, bahkan jika itu mengarah pada perang saudara dan pertikaian internal," kata Qassem.
Qassem pun mendesak pemerintah agar tidak menyerahkan Lebanon kepada agresor Israel atau AS.
"Kami tidak akan menyerahkan senjatanya selama agresi berlanjut, pendudukan masih berlanjut, dan kami akan melawannya, jika perlu untuk menghadapi proyek Amerika-Israel ini, berapa pun biayanya," ujarnya.
Ia juga memperingatkan pemerintah akan menanggung tanggung jawab atas setiap ledakan internal dan kehancuran Lebanon serta menuduhnya membawa negara menuju kehancuran.
Meski mengeluarkan ancaman, Qassem menyatakan Hizbullah dan sekutunya, Amal, belum akan menggelar aksi protes jalanan saat ini, namun membuka kemungkinan melakukannya di masa depan.
Sebelum perang dengan Israel, Hizbullah diyakini memiliki persenjataan yang lebih lengkap dibanding militer Lebanon.
Kelompok itu kerap menyatakan senjatanya diperlukan untuk mempertahankan Lebanon dari serangan, namun para pengkritik menilai persenjataan tersebut digunakan sebagai alat tekanan politik.
Adapun kunjungan Larijani ke Beirut pekan ini mencakup pertemuan dengan Qassem dan Presiden Lebanon Joseph Aoun.
Iran menolak rencana pelucutan senjata pemerintah Lebanon dan berjanji terus memberi dukungan bagi Hizbullah.
Aoun, dalam pertemuan itu, menegaskan penolakannya terhadap campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Lebanon, sekaligus menyebut pernyataan Iran terkait rencana pelucutan senjata Hizbullah sebagai “tidak konstruktif”.