Pada proses pertumbuhan dan perkembangan sperma sel haploid dimulai pada tahapan apa? Proses pertumbuhan serta perkembangan sperma dikenal dengan istilah spermatogenesis.
Spermatogenesis terdiri dari kata, yakni spermato dan genesis. Spermato mempunyai makna benih dan genesis bermakna pembelahan. Sel sperma diproduksi dalam testis oleh tubulus seminiferus.
Pada Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Sperma Sel Haploid Dimulai Pada Tahapan Apa? Ini Jawabannya
Pada proses pertumbuhan dan perkembangan sperma sel haploid dimulai pada tahapan spermatosit sekunder. Berdasarkan buku yang berjudul Buku Ajar Biomedik Dasar oleh Dwi Novitasari (2025:215) spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer.
Pada proses ini terjadilah pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder dibentuk dari 23 kromosom dan 2N kromatid.
Proses pembentukan sel kelamin dikenal dengan istilah gametogenesis. Sedangkan pembentukan sperma pada pria yaitu spermatogenesis. Dalam proses pembentukannya, akan dihasilkan sebuah sel yang bersifat haploid sebab mengalami pembelahan meiosis pertama dan menjadi spermatosit sekunder.
Spermatogonia yang memiliki jumlah kromosom diploid, yang terdapat di dalam tubulus seminiferus, melakukan replikasi melalui proses mitosis pada fase interfase untuk menghasilkan 46 pasang kromatid.
Pada tahap ini, kromatid akan melakukan pertukaran informasi genetik melalui sinapsis. Proses ini berlangsung sebelum bertransisi menjadi spermatosit haploid melalui meiosis.
Sel-sel hasil pembelahan tersebut kemudian akan membelah lagi, menghasilkan empat spermatid yang masing-masing memiliki kromosom yang unik dan jumlahnya sekitar setengah dari jumlah spermatogonium awal.
Di fase ini, sel-sel akan berpindah dari lumen testis menuju epididimis. Sel-sel ini kemudian matang dan berkembang menjadi empat sel sperma dengan adanya pertumbuhan mikrotubulus pada sentriol yang berfungsi membentuk aksonema. Sentriol yang tersisa akan memanjang dan bertransformasi menjadi ekor sperma.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses spermatogenesis, seperti perubahan kadar hormon, variasi suhu, pola makan yang tidak seimbang, konsumsi alkohol, penggunaan obat tertentu, serta adanya penyakit.
Selain itu, pria dapat menghasilkan antara 20 hingga 300 juta sel sperma dalam tiap mililiter air mani. Penumpukan sperma akibat tidak ejakulasi dalam waktu lama akan meningkatkan jumlah sperma dalam ejakulasi selanjutnya.
Pada proses pertumbuhan dan perkembangan sperma sel haploid dimulai pada tahapan spermatosit sekunder. Semoga dapat menambah wawasan para pembaca. (Adm)