Mengapa Hanya Alquran yang Dijaga Allah?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah pertanyaan yang menarik pernah diajukan kepada Syekh Ali Jum’ah. Mantan Mufti Mesir itu ditanya, mengapa Allah SWT menjaga kemurnian Alquran, tetapi tidak menjaga kitab-kitab suci sebelumnya?

Menurut Syekh Jum’ah, jawabannya terletak pada kedudukan Alquran sebagai kitab suci terakhir yang menyempurnakan seluruh kitab sebelumnya. Dan, Alquran pun diturunkan kepada sang penutup para nabi dan rasul (khatam al-anbiya wal mursalin), yakni Nabi Muhammad SAW.

“Pemeliharaan Alquran oleh Allah SWT tidak meliputi kitab-kitab suci lain, karena Alquran adalah penutup wahyu dan berlaku untuk seluruh umat manusia,” ujar Syekh Jum'ah, dikutip dari laman Masrawy.

Ia menjelaskan, para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW diutus hanya untuk umatnya masing-masing. Kitab suci Nabi Ibrahim, Taurat yang dibawa Nabi Musa, Injil yang dibawa Nabi Isa, maupun Zabur yang dibawa Nabi Dawud. Semua itu diturunkan kepada kelompok-kelompok tertentu pada kurun zaman masing-masing.

Berbeda dengan itu semua, Alquran diturunkan oleh Allah Ta'ala untuk seluruh umat manusia, baik bangsa Arab maupun bangsa-bangsa lain, sejak masa Rasulullah SAW hingga akhir zaman.

Karena sifat Alquran yang universal dan abadi, maka Allah sendiri yang menjamin penjagaan kitab suci ini dari segala bentuk distorsi atau perubahan. Bahkan, satu huruf atau satu tanda baca pun terjaga dari tindakan siapapun yang hendak mengubahnya, baik pada masa dahulu, masa kini, maupun nanti hingga kapanpun.

Sebelum Alquran, Allah menghendaki para pengikut kitab terdahulu agar menjaga wahyu dengan upaya mereka sendiri. Namun, pada akhirnya mereka atau sebagian dari mereka tidak mampu menjaga amanah ini.

Bahkan, orang-orang dari masing-masing kaum penerima wahyu itu lantas mengubah isi kitab suci. Akan tetapi, ada yang tetap setia mempertahankan kemurnian kalam Illahi. Mereka inilah yang mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah.

"Allah meninggikan siapa saja yang Dia kehendaki, dan merendahkan siapa saja yang Dia kehendaki,” kata Syekh Jum’ah, sembari mengutip sebuah ayat Alquran.