REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat 391 aksi korporasi berupa pembagian dividen dari total 4.727 tindakan korporasi yang dilayani hingga 8 Agustus 2025. Selain dividen, frekuensi terbesar berasal dari pembayaran bunga obligasi sebanyak 2.534 kali, diikuti bagi hasil 914 kali, pelunasan pokok 380 kali, dan kategori lainnya 508 kali.
“Tahun 2024 ada 6.976 (frekuensi tindakan korporasi). Artinya kalau setengah tahun sudah sekitar 4700-an, maka di tahun 2025 diperkirakan KSEI akan melayani lebih dari apa yang terjadi di tahun 2024,” kata Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat dalam konferensi pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
KSEI mencatat, nilai distribusi seluruh tindakan korporasi mencapai Rp407 triliun. Nilai tindakan korporasi untuk saham tercatat Rp230,9 triliun, sedangkan untuk efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS) mencapai Rp176,4 triliun yang telah didistribusikan hingga 8 Agustus 2025.
Berdasarkan sektor, KSEI mencatat lima sektor saham dengan distribusi terbesar antara lain sektor financials-banks sebesar Rp68,46 triliun, energy and coal production Rp26,74 triliun, infrastructures-integrated telecommunication service Rp17,48 triliun, industrials-multi-sektor holdings Rp7,65 triliun, serta infrastructures-wireless telecommunication service Rp7,44 triliun.
Sementara lima sektor EBUS dengan distribusi terbesar antara lain sektor financials-consumer financing sebesar Rp23,23 triliun, financials-banks Rp17,87 triliun, financials-specialize business financing Rp14,42 triliun, basic materials-paper Rp10,56 triliun, serta industri pulp and paper Rp6,94 triliun.
Sebagai informasi, jumlah investor pasar modal berdasarkan Single Investor Identification (SID) tercatat 17,59 juta investor sampai dengan 8 Agustus 2025. Jumlah tersebut bertambah 2,7 juta investor atau tumbuh sebesar 18 persen secara year to date (ytd).
Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 7,5 juta (meningkat 17 persen), reksa dana 16,6 juta (meningkat 18 persen), dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 1,3 juta (meningkat 9 persen).
Berdasarkan komposisi kepemilikan aset oleh individu dan institusi, investor institusi mendominasi nilai aset dengan porsi mencapai 79,04 persen.
Sedangkan untuk komposisi aset lokal-asing, aset yang dimiliki investor lokal tercatat sebesar 62,19 persen. Nilai aset yang tercatat di C-BEST mencapai Rp8.927 triliun. Sementara itu, nilai asset under management di S-INVEST tercatat sebesar Rp836,87 triliun.
Adapun berdasarkan sebaran investor domestik, KSEI mencatat bahwa pulau Jawa masih menjadi wilayah dengan jumlah investor dan nilai aset terbesar. Meski begitu, potensi pengembangan pasar modal di wilayah lain di Indonesia sangat terbuka lebar.
Sepanjang tahun 2025, aset investor di berbagai daerah seperti Sumatra, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur menunjukkan tren peningkatan. Menyadari hal ini, KSEI bersama SRO dan OJK terus berkomitmen memperluas edukasi serta mendorong inklusi keuangan hingga ke pelosok negeri.
sumber : ANTARA