Kodifikasi RUU Pemilu, Pusat Studi Konstitusi Unand: Agar Sistem Pemilu Terintegrasi

1 month ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) bersama koalisi masyarakat sipil mendorong adanya kodifikasi revisi Undang-Undang Pemilihan Umum (UU Pemilu).

"Selama ini Undang-Undang Pemilu dan Undang-Undang Pilkada dipisahkan. Dengan ada kodifikasi ini, sebenarnya membuat sistem pemilu kita berjalan lebih terintegrasi," kata pakar hukum sekaligus peneliti PUSaKO Unand Muhammad Ichsan Kabullah di Padang, Sumatera Barat, Senin.

Kodifikasi revisi UU Pemilu juga ditujukan agar tidak ada perbedaan persepsi antara pemilu dan pilkada itu sendiri, termasuk dari sistem penyelenggara, kata Ichsan.

Selain PUSaKO, kodifikasi revisi UU Pemilu juga mendapat dukungan dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) dan beberapa koalisi masyarakat sipil lainnya.

"Jadi, sebenarnya PUSaKO dan koalisi masyarakat sipil lainnya mendorong kodifikasi revisi Undang-Undang Pemilu, ada satu payung undang-undangnya," jelas dia.

Menurut dia, hal tersebut juga sejalan setelah hakim Mahkamah Konstitusi lewat Putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024 tentang pemisahan pelaksanaan pemilu nasional dan daerah.

PUSaKO melihat Mahkamah Konstitusi memberikan mandat moral kepada pembentuk undang-undang untuk melakukan rekayasa konstitusional (constitutional engineering) melalui revisi terhadap UU Pemilu dan UU Pilkada.

"Revisi ini harus ditujukan untuk menata ulang sistem pemilu nasional dan lokal secara terpisah dengan tetap menjaga integritas proses, efisiensi pelaksanaan, dan kejelasan desain ketatanegaraan," jelas dia.

Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, kata Ichsan, harus dibaca sebagai peringatan serius bahwa status quo sistem pemilu telah capai titik kritis.

Apabila hal itu tidak segera direspons oleh pembentuk undang-undang, lanjut dia, kerusakan sistemik akan terus gerogoti kualitas demokrasi Indonesia.

"Oleh karena itu, revisi UU Pemilu dan UU Pilkada harus segera disusun secara komprehensif dengan pendekatan normatif, empiris, dan futuristik," ujarnya.

sumber : Antara

Read Entire Article