Bendera jolly roger milik kru bajak laut Topi Jerami di manga One Piece.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Timses Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, Dradjad Wibowo mengatakan, pengibaran bendera One Piece berbeda dengan pengibaran saat masa Pilpres 2025. Menjadikan One Piece sebagai bendera dalam bulan kemerdekaan Indonesia dinilai menodai kesakralan perayaan kemerdekaan Indonesia.
“Jelas beda jauh momentum dan timing-nya. Wapres mas Gibran memakai pin Mugiwara dari anime One Piece dalam masa pilpres,” kata Dradjad, Senin (4/8/2025).
Saat masa Pilpres 2025, Gibran mengenakan Pin Mugiwara antara lain, saat kunjungan ke kediaman capres Prabowo di Kertanegara dan debat Cawapres 21 Januari 2024. “Kita tahu banyak pemilih muda penggemar anime dan manga. Istilahnya Wibu. Setahu saya, mas Gibran memang menggemari One Piece. Jadi, pemakaian pin itu sebagai pesan mas Gibran merangkul para pemilih muda,” kata Dradjad.
Menurut ekonom senior INDEF ini, pengibaran bendera One Piece saat ini jelas jauh berbeda momentum dan timing-nya. “Kita bangsa Indonesia tahu betapa sakralnya pengibaran Merah Putih selama bulan Agustus, bulan kemerdekaan. Pengibaran itu juga sangat penting sebagai bagian menanamkan nasionalisme dan kecintaan Merah Putih kepada anak dan cucu kita,” papar Dradjad.
Menjadikan One Piece sebagai bendera dalam bulan kemerdekaan Indonesia, menurut Dradjad, jelas menodai kesakralan tersebut. Hal ini beda jauh maknanya dengan saat Gibran memakainya di masa Pilpres 2025.
Dradjad mengatakan, seseorang bebas untuk bermain sepak bola. Tapi kalau sepak bola dimainkan di tengah orang yang sedang khusyu beribadah, maka itu hal yang salah. “Wajar jika orang berpikir, ini karena main yang kebablasan atau memang sengaja mengganggu orang beribadah?” ujar dia.