KERUGIAN material akibat dampak demonstrasi dan kericuhan di Jakarta pada pekan lalu bertambah. Berdasarkan hitungan terbaru dari pemerintah, angka kerugian dari fasilitas umum dan infrastruktur yang rusak kini mencapai Rp 80 miliar.
Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut pemerintah baru mengidentifikasi sejumlah infrastruktur lain yang rusak. Setelah pendataan tersebut, angka kerugian yang awalnya diperkirakan sebesar Rp 55 miliar bertambah.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Menurut Pramono, infrastruktur yang baru diidentifikasi termasuk jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Pasar Senen dan Kepolisian Daerah Metro Jaya. "Setelah dihitung kembali ada dua JPO, yaitu di Senen dan juga di depan Polda, yang mengalami kerusakan yang serius dan ternyata baru dihitung oleh Dinas Bina Marga," kata Pramono di Balai Kota Jakarta pada Selasa, 2 September 2025.
Pramono menyampaikan pemerintah pusat akan membantu perbaikan kedua JPO tersebut. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu berkata Kementerian Pekerjaan Umum akan memperbaiki kedua jembatan itu. Dia berujar anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 19 miliar.
Selain dua JPO tersebut, Pramono mengatakan ada fasilitas lain yang juga rusak, termasuk kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV). "Ada beberapa CCTV yang di lapangan mengalami kerusakan, dan juga perbaikan 18 traffic lights. Dan alhamdulillah dari 18 itu, 17 sudah selesai semua. Tinggal satu yang belum selesai, yaitu di Slipi," tuturnya.
Pramono mengatakan ada 22 halte Transjakarta serta satu pintu tol yang rusak imbas unjuk rasa. Enam halte Transjakarta dibakar dan dijarah, sementara 16 lainnya jadi sasaran pengrusakan dan vandalisme. Selain itu, fasilitas mass rapid transit (MRT) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman juga rusak.
Kerusuhan terjadi di sejumlah daerah mulai Kamis, 28 Agustus 2025. Bermula dari demonstrasi buruh dan mahasiswa di depan Gedung MPR/DPR RI, Senayan, yang mengkritik tunjangan fantastis bagi anggota parlemen.
Unjuk rasa awalnya berjalan tertib. Namun, menjelang sore kericuhan terjadi. Upaya polisi membubarkan massa berujung pada tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang ditabrak kendaraan Brimob Polda Metro Jaya. Kematian Affan memicu amarah publik. Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, digeruduk massa pada Kamis malam. Kericuhan berlanjut hingga Ahad, 31 Agustus 2025.
Eka Yudha Saputra dan Vedro Imanuel Girsang berkontribusi dalam penulisan artikel ini