
Dugaan korupsi mega proyek pembangunan Pasar Cinde masih menjadi perbincangan hangat, terkhususnya di Kota Palembang. Saat ini sebanyak 5 tersangka telah ditetapkan oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan (Sumsel).
Akibat dari terbengkalainya Gedung Pasar Cinde, banyak pedagang yang terdampak mengeluhkan dan mengaku kecewa atas kejadian korupsi yang sedang diperbincangkan.
Olan, salah satu pedagang perlengkapan Polisi dan TNI yang telah 10 tahun berdagang di sana. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya ia menempati salah satu kios di gedung Pasar Cinde.
Saat itu, sebelum terjadinya penggusuran pedagang akibat revitalisasi, keuntungan yang ia dapat hampir mencapai 50 persen dibandingkan saat ia menyewa kios di samping gedung.
"Sangat jauh keuntungannya saat di atas (gedung). Hampir mencapai 50 persen dibanding dengan sekarang," kata Olan saat ditemui pada Selasa, 8 Juli 2025.
Saat ditanyai, ia mengaku sebelum terjadinya pemindahan, pedagang sudah terlebih dahulu mendaftar tokonya untuk menempati kios yang berada di samping pasar.
"Ada petugas pasar yang sudah mendaftar toko untuk dipindahkan," ungkapnya.
Kemudian, Olan juga mengungkapkan harga lapak yang lebih mahal sekarang. Ia bilang, kios sekarang sudah dihitung perhari, yakni Rp 18 ribu per hari, itu termasuk biaya kebersihan, keamanan dan lapak.
"Sekarang perhari biayanya, Rp 18 ribu, kalau di atas dihitung perbulan atau pertahun. Kalau untuk biayanya, saya sudah lupa," katanya.
Menanggapi kasus dugaan korupsi tersebut, ia menjelaskan bahwa sebenarnya pedagang lain sempat setuju dengan revitalisasi gedung Pasar Cinde, sebab awalnya gedung tersebut hanya diperbaiki saja. Namun, pada kenyataannya, gedung tersebut dibongkar.
"Yang disayangkan adalah gedung tersebut dibongkar, padahal gedung tersebut adalah cagar budaya. Saya sempat membaca surat penetapan cagar budaya tersebut, lalu apa gunanya surat tersebut kalau pada akhirnya dirobohkan," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa para pedagang tidak memiliki kuasa atas ketetapan yang telah terjadi.
"Kita sebagai rakyat tidak punya kekuatan untuk melawan aparat, jadi kita hanya menerima saja," ungkapnya dengan kecewa.