Para pengurus Kadin yang ikut retreat terdiri atas Ketua Umum, para Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK), para Wakil Ketua Umum (WKU), para Kepala Badan (kabadan), para Ketua Umum Kadin Provinsi, anggota luar biasa, Pimpinan Dewan Penasihat, Pimpinan Dewan Usaha, Pimpinan Dewan Kehormatan, Pimpinan Dewan Pertimbangan, dan Kadin Alumni Lemhanas.
“Retreat ini bertujuan membangkitkan kesadaran kolektif anggota Kadin agar menjadi pengusaha pejuang berwawasan kebangsaan dan menjadi mitra aktif pemerintah yang memberikan kontribusi riil kepada bangsa dan negara,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, melalui keterangan tertulis usai bertemu Gubernur Lemhanas RI TB Hasan Syadzily, Jumat (1/8).
Anindya mengatakan sebagai mitra resmi pemerintah, acara retreat ini juga menjadi ajang untuk menyelaraskan visi dan kegiatan Kadin dengan kebijakan pembangunan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto. Kadin berharap Prabowo bisa membuka acara retret pada Jumat (8/8). Apalagi, kata Anindya, ini adalah sejarah baru pertama kali Kadin menggelar retreat.
“Kita semua tahu betapa padatnya jadwal Bapak Presiden. Ini harapan Kadin dan kami sudah mengirimkan undangan kepada Bapak Presiden,” jelas Anindya.
Anindya mengungkapkan kondisi ekonomi global dilanda ketidakpastian. Ke depan, kata Anindya, masalah geopolitik seperti Perang Israel vs Iran sulit diprediksi. Ia menilai perang bisa meletus kapan saja dan tidak bisa diprediksi dengan tepat.
"Kita tidak bisa memastikan gencatan senjata Israel dan Iran akan berlangsung permanen. Demikian pula dengan situasi geopolitik di kawasan dunia lainnya," ujar Anindya.
Untuk itu, Anindya menegaskan pengusaha Indonesia harus tangguh dan memiliki wawasan global. Pelaku bisnis harus tahan banting dalam menghadapi semua situasi, sesulit apa pun. Ia mengatakan dalam menghadapi kondisi ekonomi yang semakin sulit, para pelaku bisnis harus bisa mengembangkan usahanya, minimal mampu mempertahankan usaha, tidak ada PHK.
“Inilah yang disebut pengusaha pejuang,” ujar Anin.
Anindya mengutip penjelasan begawan ekonomi Indonesia, Prof Dr Soemitro Djojohadikoesoemo, yang mengatakan kedaulatan politik takkan berarti tanpa kedaulatan ekonomi. Dunia usaha harus berjiwa juang, mandiri, dan berpijak pada bumi Pancasila.
Ada lima tujuan retret para pengurus Kadin di Lembah Tidar. Pertama, meningkatkan wawasan kebangsaan para pemimpin dunia usaha. Kedua, menyelaraskan visi Kadin dengan arah pembangunan nasional. Ketiga, menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa dunia usaha adalah bagian dari sistem pertahanan semesta. Keempat, mendorong kontribusi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan dan ketahanan nasional. Kelima, memperkuat konsolidasi Kadin hingga ke kabupaten dan kota.
“Ini bukan untuk menjadi tentara. Tapi, ada nilai yang dapat dipelajari para pengusaha, yakni semangat juang seperti tentara tempur,” ungkap Anindya.
Para peserta retreat diberikan berbagai materi ekonomi, politik, dan wawasan kebangsaan. Materi ekonomi berfokus pada empat program quick win gotong royong kadin-pemerintah, yakni program Makan Bergizi Gratis (MBG), Klinik Gotong Royong untuk pemeriksaan kesehatan gratis, Pembangunan Tiga Juta Rumah, termasuk lewat renovasi rumah tak layak huni, dan program Pengiriman Pekerja Migran.