
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, Asep Kuswanto menyatakan Jakarta siap membangun 4 hingga 5 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), mengikuti amanat rancangan Peraturan Presiden (Perpres) yang saat ini sedang dalam proses harmonisasi oleh pemerintah pusat.
“Kalau kami memang seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur di beberapa kesempatan, poinnya adalah Jakarta siap untuk membangun PLTSA,” kata Asep saat ditemui di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6).
“Jumlahnya kalau kita sesuai dengan rancangan Perpres Lingkungan kalau bisa dibangun di lima wilayah kota,” tambahnya.
Menurut Asep, pembangunan akan segera dimulai setelah Perpres diterbitkan.

“Kalau arahan Pak Gubernur memang di beberapa kesempatan sudah disampaikan. Kalau nanti Perpresnya sudah terbit, kami langsung akan memulai untuk melakukan pemilihan penyedia,” ujarnya.
DLH DKI saat ini tengah berkoordinasi dengan sejumlah kementerian seperti Kementerian Lingkungan Hidup, Kemenko Pangan, serta Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Salah satu lokasi yang akan diprioritaskan adalah Sunter.
“Gampangnya seperti di Sunter, Sunter itu pasti akan menjadi prioritas kami, akan jadi prioritas kami untuk dapat sesegera mungkin setelah Perpresnya itu diketok,” ucapnya.
Asep menjelaskan, lahan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter telah disewa oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selama 28 tahun.
ITF adalah fasilitas pengolahan sampah yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah sebelum masuk tempat pembuangan akhir sampah. Sedangkan PLTSa adalah pembangkit listrik yang menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya.
Akan tetapi, kesiapan yang disusun sejak 2018–2019 perlu diperbarui agar sesuai dengan kondisi saat ini.
“Apakah memang kondisi-kondisi, persiapan-persiapan yang dulu tahun 2018–2019 mereka siapkan itu bisa di-upgrade kembali sesuai dengan kondisi saat ini. Kan sudah 7 tahun tuh, ya sudah 7 tahun dengan berbagai macam perubahannya,” katanya.
Ia menambahkan, pembaruan itu mencakup evaluasi terhadap kondisi keuangan Jakpro maupun situasi perekonomian nasional.
“Pasti harus di-upgrade lagi oleh Jakpro terhadap kondisi-kondisi baik kondisi keuangan Jakpro sendiri. Kondisi perekonomian Indonesia seperti apa, itu yang memang harus dikaji ulang oleh Jakpro,” ujar Asep.
Asep berharap pembangunan bisa segera dilakukan setelah Perpres resmi diundangkan.

“Mudah-mudahan nggak lama setelah Perpres itu diundangkan, kami terus melakukan persiapan-persiapan. Insyaallah nanti yang memang amat sangat dimungkinkan untuk melakukan percepatan,” pungkasnya.
Pemprov DKI Jakarta menyatakan siap untuk membangun empat hingga lima Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai bagian dari rencana pengelolaan sampah. Hasil pendapatan PLTSa ini sekaligus mendukung pendanaan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall.
“Yang pertama kami menunggu Perpres dari pemerintah pusat. Tetapi prinsipnya seperti juga dengan arahan Bapak Presiden apakah nanti PLTSa-nya 5 atau 4, Jakarta siap untuk itu. Listriknya nanti siapa yang akan membeli? Tentunya listriknya akan disalurkan melalui PLN,” ujar Gubernur Jakarta Pramono Anung di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/6).