ISTANA Kepresidenan memastikan tidak ada korban meninggal dalam demonstrasi menolak kenaikan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) dan menuntut pencopotan Bupati Sudewo di Pati, Jawa Tengah, pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan pemerintah telah menelusuri kabar adanya korban meninggal agar tidak simpang siur. Sebelumnya, beredar rumor tiga orang meninggal dalam demonstrasi tersebut.
“Kami dapatkan informasinya beberapa waktu yang lalu belum ditemukan atau tidak ada yang diinformasikan untuk dikabarkan meninggal,” kata Prasetyo di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Agustus 2025.
Kendati menghormati unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Pati, pemerintah pusat meminta kepada semua pihak menahan diri. Prasetyo juga mengingatkan kepada pejabat publik di daerah maupun pusat agar hati-hati dalam membuat kebijakan atau menyampaikan kebijakannya ke publik.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Komisaris Besar Artanto, menepis kabar ada korban meninggal dalam demonstrasi di Pati yang berujung ricuh.
“Saat ini sampai sore hari ini hasil penelusuran kami, dari kepolisian nihil. Nihil adanya. Tidak ada korban yang meninggal dunia," kata Artanto dalam keterangannya, Rabu, 13 Agustus 2025.
Namun Artanto mendata ada sekitar 34 orang menjadi korban luka akibat kericuhan dalam unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati. Ia mengatakan korban terdiri dari pihak massa dan polisi. Ia mengatakan ada tujuh anggota Polri yang terluka.
"Ada 34 orang saat ini sedang diobati dan dirawat di Rumah Sakit Soewondo," kata Artanto.
Artanto menyebut, para korban rata-rata mengalami luka lebam, bocor kepala, kulit robek, dan sesak napas. "Korban rata-rata sesak napas karena gas air mata yang kami lepaskan karena situasi sudah chaos," ujarnya.
Kericuhan meletus setelah Bupati Pati Sudewo menemui pendemo. Dia keluar kantornya menuju halaman naik kendaraan taktis. Sudewo kemudian keluar melalui pintu kap atas mobil tersebut.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya," kata Sudewo dari atas mobil.
Namun Sudewo justru dilempari botol air mineral dan sandal. Petugas keamanan lantas melindungi Sudewo dengan perisai antihuru-hara. Sudewo kemudian masuk kembali ke dalam mobil.
Jamal Abdun Nashr berkontribusi dalam penulisan artikel ini