
Israel bersikeras agar pasukannya tetap berada bagian selatan Gaza selama gencatan senjata berlangsung--saat ini masih dalam tahap negosiasi--khususnya di area yang mereka namai sebagai koridor Morag.
Mengutip AP, Kamis (10/7), pejabat Israel yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan isu utama tercapainya gencatan senjata yang direncanakan akan berlangsung selama 60 hari itu adalah karena syarat yang mereka bawa itu.
Pihak Hamas pun dengan tegas menolak syarat yang dibawa Israel ke meja negosiasi itu. Mereka mau Israel menarik semua pasukannya sebagai bagian dari gencatan senjata permanen.
Sebelum koridor Morag, Israel juga sempat meminta pasukannya tetap berada di koridor lain yang ada di jalur Gaza. Hal sama yang kemudian ditolak Hamas sehingga negosiasinya mengalot.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membantah soal syarat di koridor Morag itu sebagai penghambat tercapainya kesepakatan. Namun, menurut pejabat Gedung putih, keinginan Israel untuk mempertahankan pasukan di Gaza merupakan salah satu poin penting gencatan senjata yang dibahas hari Selasa oleh pejabat senior dari AS, Israel dan Qatar.
PM Netanyahu kini sedang berada di AS untuk mendiskusikan perdamaian di Gaza dan hal lain berkaitan dengan timur tengah dengan Presiden Donald Trump.
"Kami ingin perdamaian. Kami ingin mendapatkan kembali para sandera. Dan saya rasa kami hampir mencapainya," kata Trump pada hari Rabu waktu setempat.
Untuk diketahui, gencatan senjata kali ini bertujuan untuk memastikan pertukaran sandera secara damai dan membuka keran akses bantuan kemanusiaan yang lebih besar ke Gaza. Kesepakatan ini juga diharapkan menjadi gerbang untuk perdamaian permanen di konflik berkepanjangan ini.
Sekilas Tentang Koridor Morag

Banyak kritik menilai koridor ini memegang peran penting dari rencana Israel untuk mengusir ratusan ribu warga Palestina ke selatan menuju sebidang tanah sempit di sepanjang perbatasan dengan Mesir, ke tempat yang disebutnya sebagai "kota kemanusiaan."
Namun Israel menyebut pasukannya penting berada di koridor itu karena untuk mencegah penyelundupan senjata lintas batas yang dituduh masuk dari Mesir--hal ini telah dibantah oleh pihak Mesir.
Selain itu, Menurut Kobi Michael, peneliti senior di dua lembaga kajian, Institut Studi Keamanan Nasional dan Misgav, ide Israel menggunakan Morag adalah sebagai zona penyaringan bagi warga Palestina yang dipindahkan ke selatan, untuk mencegah Hamas menyusup ke wilayah tersebut. Hal itu akan memungkinkan pasukan Israel beroperasi lebih jauh ke utara tanpa warga sipil Palestina terjebak dalam baku tembak.
Namun itu juga dibantah Netanyahu, Ia mengatakan setiap warga yang Palestina yang pindah ke Selatan tidak akan dipaksa.
Untuk diketahui, sejak serangan 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah merebut wilayah yang luas, termasuk tiga koridor timur-barat yang membagi wilayah kantong Palestina tersebut--koridor Morag direbut pada Bulan April dan ditinggalkan oleh pasukan Israel pada 2025.
Koridor itu terletak di antara kota paling selatan Gaza, Rafah, dan kota terbesar kedua di Gaza, Khan Younis. Area itu membentang sekitar 12 kilometer dari Israel ke pantai Mediterania dan lebarnya sekitar hanya 1 kilometer.